Sponsored Ads

Manfaat Menakjubkan Air Putih


Sekitar 80% tubuh manusia terdiri dari air. Otak dan darah adalah dua organ penting yang memiliki kadar air di atas 80%. Otak memiliki komponen air sebanyak 90%, sementara darah memiliki komponen air 95%. Sedikitnya, secara normal kita butuh 2 liter sehari atau 8 gelas sehari. Bagi perokok jumlah tersebut harus ditambah setengahnya. Air tersebut diperlukan untuk mengganti cairan yang keluar dari tubuh lewat air seni, keringat, pernapasan, dan sekresi. Para dokter juga menyarankan agar mengonsumsi air putih 8-10 gelas setiap hari agar metabolisme tubuh berjalan baik dan normal.

Kurang Air, Bahaya Bagi Darah

Jika Ukhtiy mengkonsumsi kurang dari 8 gelas, efeknya secara keseluruhan memang tidak terasa. Tapi sebagai konsekuensi, tubuh akan menyeimbangkan diri dengan jalan mengambil sumber dari komponen tubuh sendiri. Di antaranya dari darah. Kekurangan air bagi darah amat berbahaya bagi tubuh. Sebab, darah akan menjadi kental. Akibatnya, perjalanan darah sebagai alat transportasi oksigen dan zat-zat makanan pun bisa terganggu.

Darah yang kental tersebut juga akan melewati ginjal yang berfungsi sebagai filter atau alat untuk menyaring racun dari darah. Ginjal memiliki saringan yang sangat halus, sehingga jika harus menyaring darah yang kental maka ginjal harus kerja ekstra keras. Bukan tidak mungkin ginjal akan rusak dan bisa saja kelak akan mengalami cuci darah atau dalam bahasa medis biasa disebut hemodialisis.

Itu pengaruh kurang air terhadap kerja darah dan ginjal. Lalu bagaimana dengan otak? Perjalanan darah yang kental tersebut juga akan terhambat saat melewati otak. Padahal, sel-sel otak paling boros mengonsumsi makanan dan oksigen yang dibawa oleh darah. Sehingga fungsi sel-sel otak tidak berjalan optimal dan bahkan bisa cepat mati. Kondisi tersebut akan semakin memicu timbulnya stroke. Karena itu jangan sampai kekurangan air!!!

10 Manfaat Air Putih

1. Memperlancar sistem pencernaan

Mengkonsumsi air dalam jumlah cukup setiap hari akan memperlancar sistem pencernaan sehingga kita akan terhindari dari masalah-masalah pencernaan seperti maag ataupun sembelit. Pembakaran kalori juga akan berjalan efisien.

2. Air putih membantu memperlambat tumbuhnya zat-zat penyebab kanker, plus mencegah penyakit batu ginjal dan hati. Minum air putih akan membuat tubuh lebih berenergi.

3. Perawatan kecantikan

Bila Ukhtiy kurang minum air putih, tubuh akan menyerap kandungan air dalam kulit sehingga kulit menjadi kering dan berkerut. Selain itu, air putih dapat melindungi kulit dari luar, sekaligus melembabkan dan menyehatkan kulit.

Untuk menjaga kecantikan pun, kebersihan tubuh hares benar-benar diperhatikan, ditambah lagi minum air putih 8 – 10 gelas sehari.

4. Untuk kesuburan

Meningkatkan produksi hormon testosteron pada pria serta hormon estrogen pada wanita.

Menurut basil penelitian dari sebuah lembaga riset trombosis di London, Inggris, jika seseorang selalu mandi dengan air dingin maka peredaran darahnya lancar dan tubuh terasa lebih segar dan bugar. Mandi dengan air dingin akan meningkatkan produksi sel darah putih dalam tubuh serta meningkatkan kemampuan seseorang terhadap serangan virus. Bahkan, mandi dengan air dingin di waktu pagi dapat meningkatkan produksi hormon testosteron pada pria serta hormon estrogen pada wanita. Dengan begitu kesuburan serta kegairahan seksual pun akan meningkat. Selain itu jaringan kulit membaik, kuku lebih sehat dan kuat, tak mudah retak. Nah, buat yang malas mandi pagi atau bahkan malas mandi (astagfirulloh!) harus mulai dirubah tuh kebiasaannya…

5. Menyehatkan jantung

Air juga diyakini dapat ikut menyembuhkan penyakit jantung, rematik, kerusakan kulit, penyakit saluran papas, usus, dap penyakit kewanitaan, dll.

Bahkan saat ini cukup banyak pengobatan altenatif yang memanfaatkan kemanjuran air putih.

6. Sebagai obat stroke

Air panas tak hanya digunakan untuk mengobati berbagai penyakit kulit, tapi juga efektif untuk mengobati lumpuh, seperti karena stroke. Sebab, air tersebut dapat membantu memperkuat kembali otot-otot dan ligamen serta memperlancar sistem peredaran darah dan sistem pernapasan. Efek panas menyebabkan pelebaran pembuluh darah, meningkatkan sirkulasi darah dan oksigenisasi jaringan, sehingga mencegah kekakuan otot, menghilangkan rasa nyeri serta menenangkan pikiran.

Kandungan ion-ion terutama khlor, magnesium, hidrogen karbonat dan sulfat dalam air panas, membantu pelebaran pembuluh darah sehingga meningkatkan sirkulasi darah. Selain itu pH airnya mampu mensterilkan kulit.

7. Efek relaksasi

Cobalah berdiri di bawah shower dan rasakan efeknya di tubuh. Pancuran air yang jatuh ke tubuh terasa seperti pijatan dan mampu menghilangkan rasa capek karena terasa seperti dipijat. Sejumlah pakar pengobatan alternatif mengatakan, bahwa bersentuhan dengan air mancur, berjalan-jalan di sekitar air terjun, atau sungai dan taman dengan banyak pancuran, akan memperoleh khasiat ion-ion negatif. Ion-ion negatif yang timbul karena butiran-butiran air yang berbenturan itu bisa meredakan rasa sakit, menetralkan racun, memerangi penyakit, serta membantu menyerap dan memanfaatkan oksigen. Ion negatif dalam aliran darah akan mempercepat pengiriman oksigen ke dalam sel dan jaringan.

Bukan itu saja jika mengalami ketegangan otot dapat dilegakan dengan mandi air hangat bersuhu sekitar 37 derajat C. Selagi kaki terasa pegal kita sering dianjurkan untuk merendam kaki dengan air hangat dicampur sedikit garam. Nah, jika Ukhtiy punya shower di rumah cobalah mandi dan nikmati hasilnya. Oh ya, shower di rumah juga menghasilkan ion negatif.

8. Menguruskan badan

Air putih juga bersifat menghilangkan kotoran-kotoran dalam tubuh yang akan lebih cepat keluar lewat urine. Bagi yang ingin menguruskan badan pun, minum air hangat sebelum makan (sehingga merasa agak kenyang) merupakan satu cara untuk mengurangi jumlah makanan yang masuk. Apalagi air tidak mengandung kalori, gula, ataupun lemak. Namun yang terbaik adalah minum air putih pada suhu sedang, tidak terlalu panas, dan tidak terlalu dingin. Mau kurus?, minum air putih saja.

9. Tubuh lebih bugar

Khasiat air tak hanya untuk membersihkan tubuh saja tapi juga sebagai zat yang sangat diperlukan tubuh. Ukhtiy mungkin lebih dapat bertahan kekurangan makan beberapa hari ketimbang kurang air. Sebab, air merupakan bagian terbesar dalam komposisi tubuh manusia.

Jumlah air yang menurun dalam tubuh, fungsi organ-organ tubuh juga akan menurun dan lebih mudah terganggu oleh bakteri, virus, dll. Namun, tubuh manusia mempunyai mekanisme dalam mempertahankan keseimbangan asupan air yang masuk dan yang dikeluarkan. Rasa haus pada setiap orang merupakan mekanisme normal dalam mempertahankan asupan air dalam tubuh. Air yang dibutuhkan tubuh kira-kira 2-2,5 l (8 – 10 gelas) per hari. Jumlah kebutuhan air ini sudah termasuk asupan air dari makanan (seperti dari kuah sup, soto, dll), minuman seperti susu, teh, kopi, sirup dll. Selain itu, asupan air juga diperoleh dari hasil metabolisme makanan yang dikonsumsi dan metabolisme jaringan di dalam tubuh.

Nah, air juga dikeluarkan tubuh melalui air seni dan keringat. Jumlah air yang dikeluarkan tubuh melalui air seni sekitar 1 liter per hari. Kalau jumlah tinja yang dikeluarkan pada orang sehat sekitar 50 – 400 g/hari, kandungan aimya sekitar 60 – 90 % bobot tinja atau sekitar 50 – 60 ml air sehari.

Sedangkan, air yang terbuang melalui keringat dan saluran napas dalam sehari maksimum 1 liter, tergantung suhu udara sekitar. Belum lagi faktor pengeluaran air melalui pernapasan. Seseorang yang mengalami demam, kandungan air dalam napasnya akan meningkat. Sebaliknya, jumlah air yang dihirup melalui napas berkurang akibat rendahnya kelembapan udara sekitamya.

Tubuh akan menurun kondisinya bila kadar air menurun dan kita tidak segera memenuhi kebutuhan air tubuh tersebut. Kardiolog dari AS, Dr James M. Rippe memberi saran untuk minum air paling sedikit seliter lebih banyak dari apa yang dibutuhkan rasa haus kita. Pasalnya, kehilangan 4% cairan saja akan mengakibatkan penurunan kinerja kita sebanyak 22 %! Bisa dimengerti bila kehilangan 7%, kita akan mulai merasa lemah dan lesu.

Asal tahu saja, aktivitas makin banyak maka makin banyak pula air yang terkuras dari tubuh. Untuk itu, pakar kesehatan mengingatkan agar jangan hanya minum bila terasa haus Kebiasaan banyak minum, apakah sedang haus atau tidak, merupakan kebiasaan sehat!

Jika kuliah di ruang ber-AC, dianjurkan untuk minum lebih banyak karena udara yang dingin dan tubuh cepat mengalami dehidrasi. Banyak minum juga akan membantu kulit tidak cepat kering. Di ruang yang suhunya tidak tetap pun dianjurkan untuk membiasakan minum meski tidak terasa haus untuk menyeimbangkan suhu.

Subhannalloh ternyata banyak ya, manfaatnya.
Seperti Motto salah satu minuman prebiotik (tapi versi ini ada revisinya). Berapa gelas air putih yang Anda minum hari ini?
sumber : www.muslimah.or.id

[+/-] Selengkapnya...


This share facebook

Hijrah dari Sistem Jahiliah ke Sistem Islam


Tak terasa, kita kembali bertemu dengan awal tahun baru hijrah. Kali ini kita mengakhiri tahun 1431 H dan memasuki tahun 1432 Hijrah.

Hijrah, yakni peristiwa hijrah Baginda Nabi saw. dari Makkah ke Madinah, adalah momentum penting dalam lintasan sejarah perjuangan Islam dan kaum Muslim. Hijrah adalah peristiwa paling menentukan bagi tegaknya Islam sebagai sebuah ideologi dan sistem dalam intitusi negara ketika itu, yakni Daulah Islamiyah.

Kini, sejak keruntuhan Daulah Islamiyah yang terakhir, yakni Khilafah Utsmaniyah tahun 1924 lalu, dan sejak itu kaum Muslim kembali berada dalam kungkungan ideologi dan sistem Jahiliah, tentu hijrah saat ini bukan saja masih relevan, tetapi sebuah keniscayaan. Sebab, melalui hijrahlah kaum Muslim memungkinkan untuk: meninggalkan kekufuran dan dominasi orang-orang kafir menuju iman dan kekuasaan Islam; meninggalkan darul kufur menuju Darul Islam; meninggalkan sistem Jahiliah menuju ideologi dan sistem syariah; serta meninggalkan kekalahan menuju kemenangan dan kemuliaan Islam.

Makna Hijrah

Hijrah secara bahasa berasal dari kata hajara yang berarti berpindah dari suatu tempat ke tempat lain, dari suatu keadaan ke keadaan yang lain (Ash-Shihhah fi al-Lughah, II/243, Lisan al-‘Arab, V/250; Al-Qamus Al-Muhith, I/637). Para fukaha lalu mendefinisikan hijrah sebagai: keluar dari darul kufur menuju Darul Islam (An-Nabhani, Asy-Syakhsiyyah al-Islâmiyyah, II/276). Darul Islam adalah suatu wilayah (negara) yang menerapkan syariah Islam secara total dalam segala aspek kehidupan dan keamanannya secara penuh berada di tangan kaum Muslim. Sebaliknya, darul kufur adalah wilayah (negara) yang tidak menerapkan syariah Islam dan keamanannya tidak di tangan kaum Muslim, sekalipun mayoritas penduduknya beragama Islam. Definisi hijrah semacam ini diambil dari fakta hijrah Nabi saw. sendiri dari Makkah (yang saat itu merupakan darul kufur) ke Madinah (yang kemudian menjadi Darul Islam).

Lalu bagaimana kita mengamalkan kembali hijrah pada saat ini? Pasalnya, sejak keruntuhan Daulah Islamiyah yang terakhir (Khilafah Utsmaniyah) pada tahun 1924, saat ini tak ada satu pun negeri di seluruh dunia yang menerapkan sistem Islam atau menerapkan syariah Islam secara total dalam sebuah institusi negara. Dengan kata lain, saat ini tak ada yang namanya Darul Islam, karena seluruhnya adalah darul kufur, termasuk negeri-negeri Islam. Sebab, meski mayoritas penduduk di negeri-negeri Islam adalah Muslim, negeri-negeri tersebut tidak menerapkan syariah Islam (kecuali sebagian kecil) dan kekuasaannya pun secara real tidak di tangan kaum Muslim. Jika demikian, tentu menjadi kewajiban seluruh umat Islam untuk mewujudkan Darul Islam itu, yakni dalam wujud Daulah Islam atau Khilafah Islam. Hanya dengan mewujudkan kembali Daulah Islamiyah atau Khilafah Islamlah pengamalan kembali makna hijrah bisa dilaksanakan. Jika tidak, umat Islam, sebagaimana saat ini, tentu tak akan pernah dapat lepas dari kungkungan ideologi dan sistem Jahiliah-yang saat ini direpresentasikan oleh Kapitalisme-sekular maupun Sosialisme-komunis-yang justru wajib ditinggalkan, untuk segera menuju kehidupan masyarakat baru yang hanya diatur oleh ideologi dan sistem Islam.

Masyarakat Sebelum Hijrah

Masyarakat Arab sebelum Rasulullah saw. hijrah adalah masyarakat Jahiliah. Hal ini bisa dilihat dari sejumlah aspek. Pertama: aspek akidah. Akidah masyarakat Arab saat itu penuh dengan kemusyrikan. Memang, kebanyakan orang-orang Arab saat itu berkeyakinan bahwa Allah adalah Pencipta segala sesuatu, sebagaimana hal itu digambarkan al-Quran (Lihat: QS Luqman: 25). Namun, dalam praktiknya, mereka membuat berbagai perantara untuk menyembah Allah. Di antara mereka ada yang menyembah malaikat dan menganggap para malaikat itu adalah putra perempuan Allah. Ada yang menyembah jin dan ruh terdahulu. Ada juga yang menyembah binatang, menyembah berhala. ‘Amr bin Lubayyi, penguasa Ka’bah saat itu, menaruh sebuah berhala dari batu akik yang sangat terkenal dengan nama “Hubal“.

Kedua: aspek sosial. Kehidupan sosial Makkah saat itu dicirikan dengan kebobrokan moral yang luar biasa. Rata-rata dari mereka adalah peminum arak, tukang mabuk. Pelacuran dan perzinaan di Jazirah Arab saat itu adalah hal biasa. Pencurian, pembegalan dan perampokan juga menyeruak di mana-mana. Kekejaman dan kebiadaban bangsa Arab saat itu bahkan sampai melampau batas kemanusiaan. Anak-anak perempuan yang baru lahir dibenamkan hidup-hidup ke dalam tanah, sebagaimana hal ini pun digambarkan dalam al-Quran (Lihat: QS at-Takwir: 8-9).

Ketiga: aspek ekonomi. Di bidang ekonomi bangsa Arab sebelum Rasulullah saw. adalah kebanyakan berdagang/berniaga. Bisnis yang mereka lakukan saat itu sangat kental dengan riba. Bahkan pinjaman dengan cara riba yang berlipat ganda (riba fadl) telah menjadi tradisi mereka sehingga tidak ada seorang pun yang mengingkarinya.

Keempat: aspek politik. Secara politis bangsa Arab saat itu bukanlah bangsa yang diperhitungkan oleh bangsa-bangsa lain. Dua negara adidaya saat itu, Persia dan Kristen Byzantium, sama sekali tidak melihat Arab sebagai sebuah kekuatan politik yang patut diperhitungkan.

Masyarakat Pasca Hijrah

Jujur harus dinyatakan, bahwa setelah Rasulullah saw. berhijrah dari Makkah ke Madinah, kemudian beliau membangun Daulah Islamiyah di sana, keadaan masyarakat Arab pasca hijrah berubah total. Daulah Islamiyah (Negara Islam) yang dibangun Baginda Nabi saw. di Madinah berhasil menciptakan masyarakat Islam, dari sebelumnya masyarakat Jahiliah.

Faktanya, masyarakat Madinah bentukan Baginda Nabi saw.-melalui institusi negara yang beliau dirikan, yakni Daulah Islamiyah, dimana di tengah-tengah mereka diterapkan ideologi dan sistem Islam, yakni akidah dan syariah Islam-adalah masyarakat yang benar-benar berbeda karakternya dengan masyarakat Arab Jahiliah sebelum Hijrah. Pertama: dari sisi akidah. Yang dominan saat itu adalah akidah Islam. Bahkan akidah Islam menjadi satu-satunya asas negara dan masyarakat. Karena itu, meski saat itu terdapat kaum Yahudi dan Nasrani, aturan yang diterapkan di tengah-tengah masyarakat secara keseluruhan adalah aturan (syariah) Islam.

Kedua: dari sisi sosial. Kehidupan sosial saat itu penuh dengan kedamaian dan ketenteraman serta jauh dari berbagai ragam kemaksiatan. Perjudian diperangi. Perzinaan diberantas. Segala bentuk kemaksiatan dan kriminalitas dibabat habis melalui penegakkan hukum Islam yang tegas.

Ketiga: dari sisi ekonomi. Saat itu ekonomi berbasis riba benar-benar dihapus. Penipuan dan berbagai kecurangan diberantas. Sebaliknya, cara-cara yang diakui syariah dalam meraih kekayaan dibuka seluas-luasnya.

Keempat: dari sisi politik. Jujur harus diakui, pasca Hijrahlah sesungguhnya Islam dan kaum Muslim benar-benar mulai diperhitungkan oleh bangsa-bangsa lain. Daulah Islamiyah yang dibangun Baginda Nabi saw. benar-benar disegani, bahkan ditakuti oleh musuh-musuh Islam dan kaum Muslim. Bahkan sejarah telah membuktikan, pada akhirnya dua negara adidaya saat itu, Persia dan Byzantium, dapat ditaklukan oleh Daulah Islamiyah melalui jihad fi sabilillah. Dengan jihad yang dilancarkan oleh Daulah Islamiyah itulah hidayah Islam makin tersebar dan kekuasan Islam makin meluas.

Refleksi Hijrah Saat Ini

Masyarakat saat ini sebenarnya sangat mirip dengan masyarakat Jahiliah sebelum Rasulullah saw. hijrah ke Madinah. Wajar jika sebagian ulama menyebut kondisi sekarang sebagai “Jahiliah Modern”. Kondisi akidah/ideologi, sosial, ekonomi dan politik saat ini-yang berada dalam kungkungan ideologi Kapitalisme-sekular-sesungguhnya mirip dengan kondisi sebelum Rasulullah hijrah. Dari sisi akidah, berbagai kemusyrikan dan ragam aliran sesat terus bermunculan. Dari sisi sosial, kebejatan moral (maraknya perzinaan, pornografi-pornoaksi, dll), tindakan kriminal (pencurian, perampokan, korupsi, pembunuhan, perjudian, narkoba, dll) terus menyeruak. Dari sisi ekonomi, riba masih menjadi basis kegiatan ekonomi; demikian pula banyaknya transaksi-transaksi batil lainnya. Bahkan dalam hal riba, negara adalah pelaku utamanya dengan terus menumpuk utang luar negeri berbunga tinggi. Di bidang politik, jelas negeri-negeri kaum Muslim, termasuk negeri ini, tidak pernah diperhitungkan oleh negara-negara lain; kecuali sebagai obyek penjajahan negara-negara kapitalis dalam berbagai bidang.

Karena itu, saat ini sebetulnya kaum Muslim, bahkan dunia, memerlukan tatanan baru, yakni tananan yang dibangun berdasarkan ideologi dan sistem Islam. Saat ini kita semua perlu membentuk kembali Daulah Islamiyah atau Khilafah Islam, yang akan mampu mewujudkan kembali masyarakat Islam, sebagaimana masyarakat yang dibangun Baginda Nabi saw. pasca Hijrah. Khilafah pula yang akan mengantarkan umat ini meraih kembali kemuliaan dan kejayaannya, sebagaimana pada masa lalu. Khilafah pula yang akan menjadikan dunia ini bisa hidup dalam keamanan, kedamaian, kemakmuran, keadailan, kesejahteraan dan keberkahan.

Jelas, setelah ideologi Sosialisme-komunis runtuh, dan ideologi Kapitalisme yang mendominasi dunia saat ini terbukti rapuh-beberapa kali mengalami kebangkrutan, selain menciptakan berbagai malapetaka kemanusiaan dan gagal mewujudkan sebuah peradaban dunia yang agung dan mulia-maka selayaknya dunia berharap hanya pada ideologi dan sistem Islam, yang diterapkan oleh institusi Khilafah Islam. Khilafah Islamlah yang akan menerapkan syariah Islam secara total dalam seluruh aspek kehidupan sekaligus menyebarluaskan hidayah Islam ke seluruh penjuru dunia dengan dakwah dan jihad. Benarlah sabda Baginda Nabi saw. yang memberikan kabar gembira kepada kita hakikat ini:

إِنَّ اللهَ زَوَى لِي الْأَرْضَ فَرَأَيْتُ مَشَارِقَهَا وَمَغَارِبَهَا وَإِنَّ أُمَّتِي سَيَبْلُغُ مُلْكُهَا مَا زُوِيَ لِي مِنْهَا

Sungguh, Allah telah memperlihatkan kepadaku bumi ini, lalu aku melihat bagian timur dan baratnya. Sungguh, kerajaan umatku akan mencapai seluruh bagian bumi yang telah ditampakkan kepadaku itu (HR Muslim).

Alhasil, marilah kita segera berhijrah: dari sistem Jahiliah saat ini ke sistem Islam. Caranya adalah dengan menegakkan kembali Daulah Islamiyah atau Khilafah Islam. Hanya dengan itulah makna hijrah secara hakiki bisa kita amalkan. Wallahu a’lam

[+/-] Selengkapnya...


This share facebook

Jejak Perjalanan Sains dalam Dunia Islam


JAKARTA -Transformasi peradaban menyentuh bangsa Arab. Para sejarawan mencatat terjadinya perubahan besar berupa pencapain luar biasa di bidang sains dan teknologi. Pada awalnya, tak banyak yang bersentuhan dengan ilmu pengetahuan. Kedatangan Islam mengantarkan mereka pada beragam literatur.

Istilah ilmu atau ilmu yang terdapat dalam kitab suci dan hadis, mendorong geliat tradisi keilmuan. Mereka menyerap ilmu pengetahuan dari beragam sumber. Pedagang dan penjelajah Muslim berperan besar dalam memajukan gairah perubahan di kalangan masyarakat Arab Muslim pada masa awal.

Mereka berasal dari Makkah, Madinah, dan Yaman. Setelah mengadakan perjalanan melintasi gurun pasir, mereka mencapai Mesir, Mesopotamia, dan Suriah yang dikenal sebagai pusat peradaban kuno. Dari wilayah-wilayah itu, berbagai pemikiran ilmiah maupun teknik instrumen lawas dibawa dan diperkenalkan ke jazirah Arab.

Di saat yang bersamaan, muncul kelompok baru di masyarakat Muslim, yakni kalangan terpelajar yang terdiri dari ulama, filsuf, dan cendekiawan. Para tokoh ini sangat tertarik dengan keunggulan peradaban kuno. Mereka menjelma sebagai pendorong utama percepatan kemajuan ilmu di dunia Islam.

Hanya dalam waktu singkat, terjadi perkembangan pesat di bidang politik, sosial, budaya, dan pemikiran. Muhammad Abdul Jabar Beg, peneliti tamu di Cambridge Universtity, Inggris, dalam tulisannya The Origins of Islamic Science menyatakan, Muslim tak hanya mengubah cara pikir, tetapi juga pandangan dunia.

Menurut dia, sikap ini mendorong mereka mengkaji dan mempelajari warisan peradaban kuno yang mereka temukan. Kegiatan itu terus berlangsung hingga masa kekhalifahan pada abad ke-8 Masehi. Para penguasa memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan bidang ilmu.

Buku berjudul Ilmuwan Muslim Pelopor Hebat di Bidang Sains Modern karya sejarawan Ehsan Masood mengungkapkan, salah satu ciri periode pembangunan Islam yakni menyerap keunggulan peradaban lain, memodifikasi, dan melakukan inovasi. Islam kemudian melahirkan sejumlah ilmuwan terkemuka di bidang sains dan teknologi.

Kota-kota pusat ilmu, bermunculan di seantero dunia Islam, mulai dari Damaskus, Basra, Kordoba hingga Kairo. Kegiatan intelektual mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah yang ditandai gencarnya gerakan penerjemahan literatur ilmiah asing.

Beberapa cendekiawan Muslim klasik secara khusus mencatat fenomena perubahan yang terjadi pada masyarakat Arab, terutama kecenderungan akan pen carian ilmu. Mereka itu antara lain Ibnu Qutaibah, AlKhawarizmi, serta Ibnu Al-Qifti. Karya Ibnu Qutaibah berjudul AlMa’arif mengulas hal tersebut dalam perspektif sejarah.

Pada buku ensiklopedia ilmu ini, Ibnu Qutaibah menyingkap beragam pemikiran kuno, termasuk legenda, mitos, dan kepercayaan yang diketahui komunitas Muslim pada masa awal. Terdapat pula kajian terkait ilmu pengetahuan, misalnya, teori penciptaan, astronomi, maupun ilmu bumi.

Deskripsi dari Ibnu Qutaibah menjadi rujukan ilmiah para sarjana Muslim berikutnya, bahkan memengaruhi perkembangan sains di dunia Barat. Sedangkan, buku Mafatih AlUlum (Kunci Ilmu), yang disusun AlKhawarizmi, dipandang sebagai karya umat Islam pertama yang meneliti asal mula sains Islam.

Gagasan itu lantas diperluas AlQifti lewat karyanya, Tarikh AlHukama. Ia menuliskan secara perinci sebanyak 144 biografi filsuf dan cendekiawan kondang pada masa Yunani kuno hingga masa kekhalifahan. Menurut dia, proses transfer ilmu pada masa awal Islam berlangsung lebih pesat di kawasan Semenanjung Arab.

Wilayah itu berdekatan dengan pusat-pusat peradaban kuno. Pengetahuan kuno dalam bidang seni, teknologi, dan pemikiran, disam paikan oleh para hukama (tetua) melalui cerita, dongeng, dan mitos, dari generasi ke generasi. Informasi ihwal pengetahuan dan teknologi itu juga berasal dari para pengembara dan pedagang Islam.

Bangsa Arab menye but sains kuno itu dengan Ulum Al Awa’il, yang segera disesuaikan dengan tradisi setempat dan mulai digunakan secara luas. Misalnya, roda dan kapal layar yang dite mukan peradaban Mesopotamia. Begitu pula standar timbangan dari bangsa Sumeria. Sistem angka Arab berasal dari peradaban India kuno. Proses peralihan Al Qifti mencatat, hingga akhir abad ke-7 Masehi, orang-orang Arab melakukan proses peralihan pengetahuan masih secara lisan, belum dengan tulisan ilmiah. Keingintahuan yang besar dan semangat keilmuan yang membuncah mampu meningkatkan intensitas interaksi antara umat Islam dan sains teknologi kuno.

Penyebaran agama Islam yang kian luas semakin menambah jumlah orang dari berbagai wilayah untuk memeluk agama ini. Hal itu akan memperbanyak khazanah pengetahuan asing yang dapat diserap. Umat Islam menjadi begitu dekat dengan tradisi, sejarah, dan sains peradaban kuno.

“Sebagai contoh, Khalifah Khalid bin Yazid mengawali studi kimia yang diperolehnya dari literatur kuno,” urai Muhammad Abdul Jabar Beg. Catatan sejarah mengungkapkan, sang khalifah merupakan salah satu pakar kimia pertama di dunia Islam. Ia memiliki peran besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Khalifah Khalid bin Yazid mendorong para ilmuwan dari Damaskus, Suriah dan Kairo, serta Mesir untuk menerjemahkan buku-buku bidang kimia, kedokteran, dan astronomi dari literatur Yunani kuno dan Koptik ke dalam bahasa Arab. Selanjutnya, kaum cendekia Muslim mengembangkan pemikiran dan inovasinya sendiri. (republika.co.id, 13/9/2010)

[+/-] Selengkapnya...


This share facebook

Harta Fai’


Fai’ adalah semua harta yang dikuasai kaum Muslim dari harta orang kafir dengan tanpa pengerahan pasukan berkuda maupun unta, atau ditaklukkan tanpa kesulitan dan peperangan. Contoh harta fai’ adalah harta yang diperoleh kaum Muslim dari Yahudi Bani Nadlir, serta kampung halaman dan harta-harta yang ditinggalkan oleh kaum kafir karena gentar menghadapi kaum Muslim. Kaum Muslim berhak menguasai semua harta benda yang ditinggalkan kaum kafir. Harta fai’ juga mencakup harta benda -sebagian tanah maupun harta benda– yang diserahkan kaum kafir karena takut menghadapi tentara Islam. Contohnya adalah harta yang diperoleh kaum Muslim dari penduduk Fadak yang beragama Yahudi. Inilah makna fai yang dimaksud yang terdapat di dalam surat al-Hasyr:

]وَمَا أَفَاءَ اللهُ عَلَى رَسُولِهِ مِنْهُمْ فَمَا أَوْجَفْتُمْ عَلَيْهِ مِنْ خَيْلٍ وَلاَ رِكَابٍ وَلَكِنَّ اللهَ يُسَلِّطُ رُسُلَهُ عَلَى مَنْ يَشَاءُ وَاللهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ[

"Dan apa saja harta rampasan (fai) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari harta benda) mereka, maka untuk mendapatkan itu kamu tidak mengerahkan seekor kuda pun dan (tidak pula) seekor unta pun, tetapi Allah yang memberikan kekuasaan kepada Rasul-Nya terhadap siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu".. (TQS. al-Hasyr [59]: 6)

Harta yang diperoleh kaum Muslim dari Yahudi Bani Nadlir dan penduduk Fadak tidak didahului dengan peperangan. Harta semacam ini -fai’– menjadi milik Rasulullah saw. Sebagian harta fai’ ini beliu saw belanjakan untuk keperluan keluarganya selama setahun, dan sisanya digunakan untuk penyediaan amunisi dan senjata untuk berperang di jalan Allah. Praktek semacam ini diteruskan oleh Abubakar dan Umar ra.

Imam Bukhari meriwayatkan dalam bab Khumus, bahwasanya Utsman, Abdurrahman bin ‘Auf, Zubair dan Sa’ad bin Abi Waqash meminta izin kepada Umar untuk memasuki rumah kediaman Umar, dan Umar mengizinkannya. Kemudian mereka duduk dengan tenang. Lalu datang Ali dan Abbas yang juga meminta izin masuk, dan Umar mengizinkan mereka berdua. Ali dan Abbas pun masuk, memberi salam lalu duduk. Abbas berkata: ‘Wahai Amirul Mukminin berikanlah keputusan antara aku dan orang ini (’Ali ra)–kedua orang ini tengah berselisih dalam hal fai’ yang diberikan Allah kepada Rasulullah saw dari harta bani Nadlir–.’ Mendengar hal itu, Utsman dan sahabatnya berkata,” ‘Wahai Amirul Mukminin, buatlah keputusan diantara mereka berdua agar satu sama lain bisa merasa puas.’ Berkatalah Umar: ‘Kusampaikan kepada kalian dan bersumpahlah kalian dengan nama Allah yang dengan izin-Nya berdiri langit dan bumi. Apakah kalian mengetahui bahwa Rasulullah saw. telah berkata, “Segala sesuatu yang kami tinggalkan tidak diwariskan tetapi menjadi shadaqah’, dan yang Rasulullah saw maksudkan itu adalah beliau sendiri’ . Berkatalah mereka semua, “Memang benar beliau telah bersabda seperti itu.’ Maka Umar berpaling kepada Ali dan Abbas seraya berkata, “Bersumpahlah kalian berdua dengan nama Allah, tahukah kalian berdua bahwa Rasulullah saw telah bersabda seperti itu?’ Mereka berdua menjawab,“Memang benar beliau telah bersabda seperti itu.” Berkatalah Umar, “‘Maka akan kukabarkan kepada kalian tentang hal ini, yaitu bahwa Allah Swt telah mengkhususkan fai ini kepada RasulNya dan tidak diberikan kepada seorang pun selain beliau”.’ Kemudian Umar membacakan ayat: “Dan apa saja harta rampasan (fai) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari harta benda) mereka” - sampai firman Allah - “Sesungguhnya Allah Maha Kuasa terhadap segala sesuatu”. Hal ini menunjukan bahwa fai ini benar-benar menjadi milik Rasulullah saw. Dan demi Allah, harta tersebut dihindarkan dari kalian, tidak diwariskan kepada kalian. Akan tetapi beliau telah memberikan sebagian dari harta tersebut kepada kalian dan membagikannya di antara kalian, sedangkan sisanya oleh Rasulullah saw dibelanjakan sebagian untuk keperluan keluarganya selama setahun dan sisanya dijadikan oleh beliau tetap menjadi harta milik Allah. Rasulullah telah melakukan hal tersebut selama hidupnya. Bersumpahlah dengan nama Allah, apakah kalian mengetahui hal itu?’ Mereka semua menjawab, ‘Ya.’ Selanjutnya Umar berkata: ‘Kemudian Allah mewafatkan Nab-Nya saw, dan saat itu Abubakar berkata, ‘Aku adalah pengganti Rasulullah saw.’ Maka Abubakar menahan harta tersebut dan kemudian melakukan tindakan seperti yang telah dilakukan oleh Rasulullah saw. Dan Allah mengetahui bahwa dia (Abubakar) dalam mengelola harta tersebut sungguh berada dalam sifat yang benar, baik, mengikuti petunjuk serta mengikuti yang hak. Kemudian Allah mewafatkan Abubakar dan akulah yang menjadi pengganti Abubakar. Akupun menahan harta tersebut selama dua tahun dari masa pemerintahanku. Aku memperlakukan harta tersebut sesuai dengan apa yang telah dilakukan Rasulullah saw dan Abubakar. Selain itu Allah mengetahui bahwa aku dalam mengelola harta tersebut berada dalam kebenaran, kebaikan, mengikuti petunjuk dan kebenaran.”[HR. Imam Bukhari]

Atas dasar itu, harta fai’ yang diperoleh kaum Muslim merupakan milik Allah, seperti halnya kharaj dan jizyah. Harta semacam ini disimpan di Baitul Maal dan dibelanjakan untuk mewujudkan kemaslahatan kaum Muslim serta memelihara urusan-urusan mereka, berdasarkan keputusan atau ijtihad seorang Khalifah.

Harta fai’ juga mencakup tanah yang ditaklukkan, baik dengan paksa maupun sukarela, dan semua harta yang mengikutinya, yaitu kharaj, jizyah perorangan, dan usyur dari perdagangan. Alasannya adalah firman Allah Swt:

]مَا أَفَاءَ اللهُ عَلَى رَسُولِهِ مِنْ أَهْلِ الْقُرَى فَلِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ وَلِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ كَيْ لاَ يَكُونَ دُولَةً بَيْنَ اْلأَغْنِيَاءِ مِنْكُمْ[

"Dan apa saja harta rampasan (fai) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya dari penduduk suatu negeri, maka (harta benda itu) untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak yatim, orang miskin dan ibnu sabil, dan agar supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu." (TQS. Al Hasyr [59]: 7)

Berdasarkan ayat di atas, Khalifah Umar ra tidak membagi-bagikan tanah-tanah subur di Irak, Syam, dan Mesir, meskipun didesak oleh para shahabat. Sedangkan Bilal dan beberapa orang shahabat bersikeras meminta agar tanah-tanah tersebut dibagi-bagikan kepada mereka. Perlu diketahui bahwa, tanah-tanah tersebut ditaklukkan secara paksa dengan pedang mereka. Itu dapat diketahui dengan jelas dalam diskusi mereka dengan Umar, yaitu saat mereka berkata kepadanya: ‘Apakah engkau akan memberikan harta rampasan yang telah diberikan Allah kepada kami melalui pedang-pedang kami, kepada satu kaum yang tidak hadir dan tidak juga menyaksikan, kemudian digunakan untuk membangun kaum tersebut, dan untuk membangun rumah-rumah mereka padahal mereka tidak hadir?’ Di dalam percakapan Umar dengan 10 orang Anshar juga tampak jelas, bahwasanya kharaj dan jizyah termasuk harta fai’. Beliau berkata: ‘Aku telah memutuskan untuk menahan tanah rampasan perang dengan penduduknya, kemudian menetapkan kharaj atas mereka (penduduknya) dari tanah tersebut, serta jizyah untuk budak-budak mereka, dan menjadikannya sebagai harta fai’ bagi kaum Muslim, untuk tentara dan keturunannya serta untuk orang-orang yang datang setelah mereka.” [HR. Imam Bukhari]

Semua harta fai’ beserta harta-harta yang mengikutinya, seperti kharaj, jizyah, usyur dan lain-lain merupakan harta yang boleh diambil manfaatnya oleh kaum Muslim, disimpan di baitul mal, dan dibelanjakan untuk mewujudkan kemaslahatan mereka. Jadi di dalam harta tersebut terdapat hak bagi setiap muslim, bukan hanya sekelompok kaum Muslim. Setelah menetapkan kharaj atas tanah Irak, Syam dan Mesir, Umar ra berkata: ‘Tidak seorangpun dari kaum Muslim kecuali berhak mendapatkan bagian dalam harta ini.’ Lalu, Umar membacakan ayat: “Dan apa saja dari harta rampasan yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya dari penduduk suatu negeri” hingga sampai, “dan orang-orang yang datang setelah mereka.”[Al-Hasyr:10] Kemudian Umar berkata, “Harta ini akan aku ambil semuanya untuk (kepentingan) seluruh kaum Muslim, dan sungguh, jika aku menahannya, niscaya akan datang seorang penguasa dengan sarwi Himyar dan meminta bagian dari harta tersebut dengan kening tanpa mengeluarkan keringat sedikitpun“.[HR. Imam Ibnu Qudamah dalam Kitab al-Mughniy]
http://hizbut-tahrir.or.id

[+/-] Selengkapnya...


This share facebook

KH. Hasyim Asy’ari dan Liberalisasi Pemikiran


Kyai Hasyim Asy’ari dikenal pembela syariat Islam. Andai beliau masih hidup, pasti berada di garda depan menolak pemikiran Liberal

SUSUNAN Pengurus PBNU telah diumumkan, namun apakah sudah steril dari orang-orang liberal? Tentunya, harapan itu besar bagi umat Islam Indonesia. Sudah saatnya arus liberalisasi agama yang diusung oleh sebagian intelektual muda NU belakangan ini ditanggapi serius dan tegas. Sebab, pemikiran ‘nyeleneh’ mereka sangat jauh dari ajaran-ajaran KH. Hasyim Asy’ari –pendiri NU – yang dikenal tegas dan tidak kompromi terhadap tradisi-tradisi batil.

Ironinya, ketokohan Kyai Hasyim tidak hanya sudah ditinggalkan, akan tetapi malah berusaha ditarik-tarik dengan mengatakan, Kyai Hasyim adalah tokoh inklusif.

“KH. Hasyim adalah tokoh moderat, menghargai keberagamaan, dan terbuka,” begitu ungkap seorang kader muda NU, dalam acara bedah bukunya berjudul “Hadratussyaikh; Moderasi Keumatan dan Kebangsaan” pada 13 Maret 2010 di Jombang.

Penulisnya yang juga aktivis Islam Liberal, tampaknya ingin menarik-narik bahwa pemikiran Kyai Hasyim sesuai dengan pemikiran progresif anak-anak muda NU saat ini.

Progresif dalam pemikirannya, adalah yang tak jauh dari pemikiran liberal dan inklusif. Tentu, ini sebuah kesimpulan yang cenderung gegabah. Kesimpulannya tersebut akan membawa dampak tidak sehat terhadap organisasi NU ke depan. Sebab, ketokohan Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari sangat jauh dari ide-ide inklusifisme (keterbukaan) mereka. Pada zamannya, harap dicatat, Kyai Hasyim adalah tokoh sangat concern membela syari’at Islam.

Dalam konteks dinamika pemikiran progresif anak-anak muda NU seperti sekarang, cukup menarik bila kita mengkomparasikan dengan pemikiran founding father Jam’iyah NU ini. Ada jarak yang cukup lebar ternyata antara ide-ide Kyai Hasyim dengan wacana-wacana yang dikembangkan kader-kader muda NU yang liberal itu.

Ketokohan KH. Hasyim Asy’ari yang sangat disegani, membuat orang NU ingin diakui sebagai pengikut beliau. Akan tetapi, upaya pengakuan yang dilakukan anak-anak muda liberal NU tidak dilakukan dengan mengaca pada perjuangan dan ideologi Kyai Hasyim.

Sebaliknya, pemikiran Kyai Hasyim justru secara paksa disama-samakan dengan pemikiran iklusivisme mereka. Padahal Kyai Hasyim pada zamannya terkenal sebagai ulama’ yang tegas dan tidak kompromi dengan tradisi-tradisi yang tidak memiliki dasar.

Ketegasan Kyai Hasyim

Wajah pemikiran pendiri NU ini yang paling menonjol adalah dalam pendidikan Islam, sosial politik, dan akidah. Akan tetapi pemikiran terakhir beliau ini belum banyak dielaborasi. Padahal untuk bidang keyakinan yang prinsip, beliau dikenal mengartikulasikan basicfaithnya secara ketat, tegas, dan tidak kompromi.

Dalam kitabnya Al-Tasybihat al-Wajibat Li man Yashna’ al-Maulid bi al-Munkarat mengisahkan pengalamannya. Tepatnya pada Senin 25 Rabi’ul Awwal 1355 H, Kyai Hayim berjumpa dengan orang-orang yang merayakan Maulid Nabi SAW. Mereka berkumpul membaca Al-Qur’an, dan sirah Nabi.

Akan tetapi, perayaan itu disertai aktivitas dan ritual-ritual yang tidak sesuai syari’at. Misalnya, ikhtilath (laki-laki dan perempuan bercampur dalam satu tempat tanpa hijab), menabuh alat-alat musik, tarian, tertawa-tawa, dan permainanan yang tidak bermanfaat. Kenyataan ini membuat Kyai Hasyim geram. Kyai Hasyim pun melarang dan membubarkan ritual tersebut.

Dalam aspek keyakinan, Kyai Hasyim juga telah wanti-wanti warga Nadliyyin agar menjaga basic-faith dengan kokoh. Pada Muktamar ke-XI pada 9 Juni 1936, Kyai Hasyim dalam pidatonya menyampaikan nasihat-nasihat penting. Seakan sudah mengetahui akan ada invasi Barat di masa-masa mendatang, dalam pidato yang disampaikan dalam bahasa Arab, beliau mengingatkan, “Wahai kaum muslimin, di tengah-tengah kalian ada orang-orang kafir yang telah merambah ke segala penjuru negeri, maka siapkan diri kalian yang mau bangkit untuk…dan peduli membimbing umat ke jalan petunjuk.”

Dalam pidato tersebut, warga NU diingatkan untuk bersatu merapatkan diri melakukan pembelaan, saat ajaran Islam dinodai. “Belalah agama Islam. Berjihadlah terhadap orang yang melecehkan Al-Qur’an dan sifat-sifat Allah Yang Maha Kasih, juga terhadap penganut ilmu-ilmu batil dan akidah-akidah sesat”, lontar Kyai Hasyim. Untuk menghadapi tantangan tersebut, menurut Kyai Hasyim, para ulama harus meninggalkan kefanatikan pada golongan, terutama fanatik pada masalah furu’iyah. “Janganlah perbedaan itu (perbedaan furu’) kalian jadikan sebab perpecahan, pertentangan, dan permusuhan,” tegasnya.

Tegas, tidak kenal kompromi dengan tradisi-tradis batil, serta bijaksana, inilah barangkali karakter yang bisa kita tangkap dari pidato beliau tersebut. Bahkan pidato tersebut disampaikan kembali dengan isi yang sama pada Muktamar ke-XV 9 Pebruari 1940 di Surabaya. Hal ini menunjukkan kepedulian beliau terhadap masa depan warga Nadliyyin dan umat Islam Indonesia umumnya, terutama masa depan agama mereka ke depannya – yang oleh beliau telah diprediksi mengalami tantangan yang berat.

Situasi aktual yang akan dihadapi kaum muslim ke depan sudah menjadi bahan renungan Kyai Hasyim. Dalam kitab Risalah Ahlu Sunnah wa al-Jama’ah, beliau mengutip hadis dari kitab Fathul Baariy bahwa akan datang suatu masa bahwa keburukannya melebihi keburukan zaman sebelumnya. Para ulama dan pakar hukum telah banyak yang tiada. Yang tersisa adalah segolongan yang mengedepan rasio dalam berfatwa. Mereka ini yang merusak Islam dan membinasakannya.

Dalam kitab yang sama, mbah Hasyim (demikian sering dipanggil) menyinggung persoalan aliran-aliran pemikiran yang dikhawatirkan akan meluber ke dalam umat Islam Indonesia. Misalnya, kelompok yang meyakini ada Nabi setelah Nabi Muhammad, Rafidlah yang mencaci sahabat, kelompok Ibahiyyun – yaitu kelompok sempalan sufi mulhid yang menggugurkan kewajiban bagi orang yang mencapai maqam tertentu - , dan kelompok yang mengaku-ngaku pengikut sufi beraliran wihdatul wujud, hulul, dan sebagainya.

Menurut Kyai Hasyim, term wihdatul wujud dan hulul dipahami secara keliru oleh sebagian orang. Kalaupun term itu diamalkan oleh seorang tokoh sufi dan para wali, maka maksudnya bukan penyatuan Tuhan dan manusia (manunggaling kawula).

Seorang sufi yang mengatakan “Maa fi al-Jubbah Illa Allah”, maksudnya adalah bahwa sesuatu yang ada dalam jubbah atau benda-benda lainnya di alam ini tidak akan wujud, kecuali karena kekuasaan-Nya. Artinya, menurut Kyai Hasyim, jika istilah itu dimaknai manunggaling kawula, maka beliau secara tegas menghukumi kafir.

Karakter pemikiran yang diproduk Kyai Hasyim memang terkenal berbasis pada elemen-eleman fundamental. Dalam karya-karya kitabnya, ditemukan banyak pandangan beliau yang menjurus pada penguatan basis akidah. Dalam kitabnya Risalah Ahlu Sunnah wa al-Jama’ah itu misalnya, Kyai kelahiran Jombang ini menulis banyak riwayat tentang kondisi pemikiran umat pada akhir zaman.

Oleh sebab itu, Kyai Hasyim mewanti-wanti agar tidak fanatik pada golongan, yang menyebabkan perpecahan dan hilangnya wibawa kaum muslim. Jika ditemukan amalan orang lain yang memiliki dalil-dalik mu’tabarah, akan tetapi berbeda dengan amalan syafi’iyyah, maka mereka tidak boleh diperlakukan keras menentangnya. Sebaliknya, orang-orang yang menyalahi aturan qath’i tidak boleh didiamkan. Semuanya harus dikembalikan kepada al-Qur’an, hadis, dan pendapat para ulama terdahulu.

NU Tapi Liberal

Sayangnya, model pemikiran-pemikiran KH. Hasyim Asy’ari tersebut tidak menjadi kaca yang baik. Bahkan ‘kaca’ pemikiran Kyai Hasyim berusaha diburamkan sedemikian rupa, terutama oleh anak-anak muda NU yang liberal.

Punggawa-punggawa Jaringan Islam Liberal (JIL) tak sedikit berlatar belakang NU. Akan tetapi, yang diperjuangkan bukan lagi ke-NU-an sebagaimana ajaran Kyai Hasyim, melainkan pluralisme, sekularisme, kesetaraan gender, dan civil society.

Beberapa intelektual muda NU yang hanyut dalam arus liberalisme agama harus ditanggapi serius. Pemikiran anak-anak muda itu cukup membahayakan. Tidak hanya bagi NU, tapi juga keberagamaan di Indonesia secara umum.

KH. Hasyim Muzadi ketika masih menjabat ketua PBNU telah merasa gerah dengan munculnya wacana liberalisasi agama yang melanda kalangan muda NU. Beliau telah menyadari bahwa liberalisme telah menjadi tantangan di NU.

Sebab, liberalisasi agama jelas menyalahi tradisi NU, apalagi melawan perjuangan KH. Hasyim Asy’ari. ”Liberalisme ini mengancam akidah dan syariah secara bertahap,” ujar KH Hasyim Muzadi seperti dikutip www.nuonline.com pada 7 Februari 2009.

Kekhawatiran tersebut memang perlu menjadi bahan muhasabah di kalangan warga NU. Sebab, invasi anak-anak muda tersebut pelan-pelan akan menghujam ormas Islam terbesar tersebut. Kasus Ulil yang memberanikan diri mencalonkan diri sebagai ketua PBNU dalam muktamar kemarin adalah sebuah sinyal kuat, bagaimana tokoh liberal bisa masuk bursa calon ketua. Harusnya, ada ketegasan sikap dari elit-elit NU untuk mencegah.

Padahal, KH. Hasyim Asy’ari sangat menetang ide-ide pluralisme, dan memerintahkan untuk melawan terhadap orang yang melecehkan Al-Qur’an, dan menentang penggunaan ra’yu mendahului nash dalam berfatwa (lihat Risalah Ahlu Sunnah wa al-Jama’ah). Dalam Muqaddimah al-Qanun al-Asasi li Jam’iyati Nadlatu al-‘Ulama, Hadratusyekh mewanti agar berhati-hati jangan jatuh pada fitnah – yakni orang yang tenggelam dalam laut fitnah, bid’ah, dan dakwah mengajak kepada Allah, padahal mengingkari-Nya.

Memang mestinya, nadliyyin yang liberal tidak mendapat tempat di dalam NU. Sebab, perjuangan Kyai Hasyim pada zaman dahulu adalah menerapkan syariat Islam. Untuk itulah beliau, sepulang dari belajar di Makkah mendirikan jam’iyyah Nadlatul Ulama’ – sebagai wadah perjuangan melanggengkan tradisi-tradisi Islam berdasarkan madzhab Ahlus Sunnah wal Jama’ah.

Ketegasannya semoga tidak sekadar diwacanakan secara verbal. Tentu ini tidaklah cukup dibanding dengan kuatnya arus liberalisme di tubuh ormas Islam terbesar di Indonesia ini. Tindakan nyata dan tegas hukumnya fardlu ‘ain bagi para ulama’ yang memiliki otoritas dalam tubuh organisasi.

Ormas-ormas Islam terbesar di Indonesia seperti NU adalah aset bangsa yang harus diselamatkan dari gempuran virus liberalisme. NU dan Muhammadiyah bagi muslim Indonesia adalah dua kekuatan yang perlu terus di-backup. Jika dua kekuatan ini lemah, tradisi keislaman Indonesia pun bisa punah. Maka, andai Kyai Hasyim hidup saat ini, beliau pasti akan berada di garda depan menolak pemikiran Liberal.
[Kholili Hasib : Penulis adalah Mahasiswa Pascasarjana Institut Studi Islam Darussalam (ISID) Gontor - Ponorogo]
Sumber : http://www.facebook.com/cahmbudur?ref=search#!/notes.php?id=191057092944

[+/-] Selengkapnya...


This share facebook

Umat Kristiani Hadiri Seminar Rajab HTI DIY...


SyariahPublications.Com – Semangat HTI untuk menjelaskan Islam sebagai solusi problematika umat semakin menarik perhatian banyak pihak, termasuk umat Kristiani. Hari ini, Sabtu 10 Juli 2010 pukul 08.00 – 12.00 di Gedung Mandala Bhakti Wanitatama, Yogyakarta, mereka turut menghadiri Seminar Rajab bertema “Islam Menjawab Problematika Indonesia dan Dunia” . Seminar yang diselenggarakan HTI DIY ini menampilkan tiga pembicara, yaitu KH M Shiddiq al Jawi (DPP HTI), Dwi Condro Triono,M.Ag. (kandidat doktor Univ. Kebangsaan Malaysia), dan M. Ismail Yusanto, M.M. (Juru Bicara HTI). Acara ini disiarkan secara live ke seluruh dunia melalui audio dan video streaming yang bisa diakses di situs HTI.

Umat Kristiani yang hadir tersebut berasal dari Forum Kristiani Pemimpin Muda Indonesia (FKPMI) Sumatera Utara. Anak-anak muda yang dipimpin oleh Bpk. Andreas Jonathan tersebut berjumlah 23 orang. Mereka hadir pagi-pagi sejak acara belum dimulai. Sesaat setelah hadir, mereka langsung menuju ke depan backdrop untuk berfoto bersama. Setelah itu mengambil posisi duduk di barisan terdepan. Kehadiran mereka di tengah-tengah ribuan peserta seminar yang memenuhi gedung, tentu cukup menarik perhatian.

Dalam seminar ini, Ustadz Shiddiq menjelaskan bahwa demokrasi adalah sistem kufur yang berbahaya. Disebut sistem kufur, karena secara normatif sangat bertentangan dengan Aqidah Islam yang menetapkan hak membuat hukum hanya di tangan Allah SWT, bukan di tangan manusia. Demokrasi juga berbahaya, karena secara empiris terbukti menimbulkan banyak bahaya (dharar) bagi umat Islam, khususnya karena ide kebebasan demokrasi.

Sementara itu, Ustadz Dwi Condro menjelaskan bahwa keterpurukan umat Islam salah satu sebabnya dikarenakan ulamanya jarang menjelaskan syariat Islam dimensi ketiga. Dimensi pertama adalah syariat yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, yaitu aqidah dan ibadah. Contohnya adalah sholat, zakat, haji, dan lain-lain. Dimensi kedua adalah syariat Islam yang mengatur hubungan antara manusia dengan dirinya sendiri. Contohnya makan, minum, berpakaian. Dimensi ketiga adalah syariat Islam yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lain. Contohnya adalah sistem politik Islam, sistem ekonomi Islam, sistem pendidikan Islam, dan lain-lainnya. Kapan ulama yang sering khutbah di masjid menjelaskan tentang kufurnya sistem demokrasi? Justru yang sering adalah penjelasan tentang ibadah sholat, akhlaq saja. Walhasil, umat tidak pernah sadar tentang syariat Islam dimensi ketiga.

Dalam sesi tanya jawab, Ustadz Ismail Yusanto menjelaskan jawabannya mengenai kekhawatiran umat Kristiani mengenai penerapan syariat Islam yang digagas HTI. Beberapa waktu yang lalu, ada dua wartawan majalah Kristen yang mewawancarai beliau. Mereka merasa menjadi representasi umat Kristiani yang khawatir terhadap gerak organisasi HTI. Kekhawatiran mereka ada lima. Pertama, umat Kristiani akan dipaksa masuk Islam. Dijawab tidak ada paksaan. Kedua, mereka akan dilarang minum minuman keras. Dijawab, kalau menurut agama anda (Kristen) memang diperbolehkan, maka silakan saja (tidak dilarang). Ketiga, tidak boleh makan babi. Dijawab kalau menurut agama Kristen memang boleh, maka silakan. Keempat, wanita Kristen akan dipaksa memakai jilbab. Dijawab, yang wajib memakai jilbab hanya wanita muslimah saja. Kelima, gereja-gereka akan dihancurkan. Dijawab, tidak. Bahkan dalam kondisi perang pun, gereja tidak boleh menjadi target untuk dihancurkan. Ustadz Ismail pun balik bertanya “Ada lagi yang dikhawatirkan?” Mereka bingung dan berpikir agak lama. Kemudian mereka bertanya lagi, apakah laki-laki Kristen akan dipaksa khitan. Dijawab, tidak dipaksa. Tapi kalau menurut dokter, khitan itu menyehatkan. Dua wartawan Kristen yang pada awalnya berwajah cemas itu pun akhirnya tersenyum-senyum. Ternyata, tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari penerapan syariat Islam.

Pada akhir acara, beberapa tokoh menyampaikan testimoni. Mereka menyatakan mendukung dakwah HTI. Sementara Bpk. Andreas Jonathan yang juga ikut memberikan testimoni menyatakan rasa terima kasihnya karena telah diundang menghadiri acara HTI. Ia menyatakan appreciate dengan konsep yang ditawarkan HTI, walaupun masih ada bagian-bagian yang memerlukan penjelasan lebih jauh. Oleh karena itu, ia mengajak diskusi dengan HTI. Baginya, dengan mengenal HTI membuat dirinya lebih memahami Islam dan para pengembannya. (www.syariahpublications.com)

[+/-] Selengkapnya...


This share facebook

1000 Muslim Australia Hadiri Konferensi Khilafah di Sydney: Campakkan Demokrasi, Perjuangkan Islam!


Para pemimpin kelompok Islamis global Hizbut Tahrir menyerukan agar Muslim Australia menghinakan demokrasi sekuler dan gagasan Islam moderat Barat. Mereka juga menyerukan kaum Muslim di benua itu untuk bergabung dalam perjuangan penegakkan Khilafah. Demikian seperti dikabarkan oleh beberapa media usai pelaksanaan Konferensi Khilafah di Sydney, Australia, Ahad (04/07). Sekitar 1000 orang ikut serta dalam konferensi ini, terbilang besar bagi kaum Muslim di sebuah negeri di Barat.

Menurut panitia, jumlah peserta konferensi berlipat ganda dari konferensi tahun 2007, sehingga tidak ada sedikitpun area kosong di sebalah kiri dan kanan ruangan. Orang tua, para pemuda, laki-laki dan perempuan, tidak ketinggalan juga anak-anak kecil ikut meramaikan Konferensi besar bagi kaum Muslim tersebut.

Beberapa media meliput kegiatan ini. News Online Australia berita konferensi ini menjadi Headline di halaman websitenya dengan tulisan “Islamic group’s call to Muslim sparks protest ‘Shun Democracy’”. HeraldSun menulis judul “Aussie Muslims told to ’shun democracy’”, The Australian mengangkat judul “Police on guard as anti Islamists stage protest”.

Campakkan Demokrasi, Taati Islam!

“Kita harus menaati Islam dan Islam sendiri,” kata Hanif di hadapan sekitar 1000 peserta konvensi di Lidcombe, Ausie.

“Kita tidak boleh tertipu atau jatuh ke dalam cerita gagal dan cacat yang satu-satunya cara untuk terlibat secara politik melalui proses demokrasi sekuler. Hal itu dilarang dan haram.”

Dia mengatakan bahwa demokrasi sangat tidak sesuai dengan Islam karena Al-Quran menegaskan Allah Swt. satu-satunya pembuat undang-undang, dan keterlibatan politik kaum Muslim tidak boleh didasarkan pada “konsep sekuler dan salah seperti demokrasi dan kebebasan”.

Pandangannya bergema lagi oleh petinggi HT Australia, Wassim Dourehi, yang mengatakan pada Konferensi agar Muslim tidak harus mendukung “setiap partai politik kafir apa pun”, karena manusia tidak berhak untuk membuat undang-undang.

Dourehi juga mendesak umat Islam untuk menghinakan konsep Islam moderat yang dipromosikan oleh pemerintah di Barat, termasuk “negeri terkutuk ini” Australia.

“Kita harus menolak versi baru sekuler tentang Islam ini,” katanya. “Ini adalah ramuan menyimpang dari pemerintah Barat.”

“Ini adalah penyimpangan yang berusaha menghapus aspek politik Islam dan pelokalan keprihatinan kami. Kita harus menolaknya dan menantang para pendukung penyimpangan Islam ini.”

Konferensi Khilafah yang mengangkat tema “Perjuangan untuk Islam di Barat” ini merupakan kegiatan besar pertama yang diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir cabang Australia sejak seminar tahun 2007 yang bertepatan dengan seruan pelarangan atas kelompok ini.

HT menolak penggunaan kekerasan dalam pencapaian tujuannya. Gerakan ini beroperasi secara legal di lebih dari 40 negara serta berkampanye untuk menerapkan Islam dan mendirikan negara Khilafah.

Diwarnai Protes Islamophobia: Perang Pemikiran
Perang pemikiran: Anti Islam v.s. Islamis

Kehadiran kelompok ini memicu kemarahan dari sebagian kecil anggota Partai Proteksionis Australia (APP) yang berteriak anti Islam. Mereka melakukan protes di luar gedung dan mengungkapkan kebutuhan mereka untuk “melindungi” cara hidup penduduk Australia. Polis berjaga-jaga untuk memisahkan kedua kelompok yang memiliki ide bertolak belakang ini.

Konflik antara APP dan HT pada seputar pertukaran kata-kata, teriakan anti-Islam dan kadang-kadang menyetir pemuda Muslim laki-laki berteriak dari mobil mereka kepada para demonstran APP. Para pembenci Islam berkumpul di sebuah taman sembari meneriakkan yel-yel, “Hey, hey, ho, ho, Islam harus pergi”, dan “Tidak hukum syariah”.

Sementara hampir seribuan kaum Muslim berkumpul di dalam gedung untuk membicarakan “Perjuangan Islam di Barat”.

Salah seorang pemuda Muslim berteriak pada kelompok APP dari mobilnya, “Anda sama sekali orang yang tidak punya ide”.

Nick Folkes, organiser dari APP, berpendapat bahwa HT harus dilarang di Australia dan ia mengatakan bahwa penerapan hukum syariah harus ilegal di Australia. “Hukum syariah adalah sistem kuno yang memperlakukan wanita sebagai warga kelas dua,” katanya, tanpa rasa malu atas ketidaktahuannya terhadap kemuliaan Islam.

“Kami tidak meminta mereka mengubah warna kulit atau agama, tapi jika mereka datang ke sini, mereka harus menolah hukum syariah.”

Sarah Ismail, seorang pekerja 26 tahun dari Serikat Muslim Australia di Lakemba, sebelah barat Sydney, berkata bahwa dia datang pada konferensi tersebut untuk menunjukkan dukungan bagi wanita Muslim untuk mengenakan jilbab di depan umum.

“Saya ingin orang tahu bahwa kita tidak dipaksa untuk menutupi, melainkan benar-benar pilihan kita,” katanya.

Sarah mengatakan dia telah melihat munculnya rasisme di Australia terhadap Muslim, dan mengatakan bahwa orang-orang yang melakukan protes terhadap cara hidup Muslim benar-benar tidak memahami Islam.

Demikianlah, dakwah Hizbut Tahrir yang tak kenal menyerah terus digelorakan termasuk di negeri Barat. Akhirnya, Islam dan Khilafah pun menjadi perbincangan dan diskusi di beberapa kalangan. Ini seperti terjadi di era awal datangnya Islam, Islam dan Nabi Muhammad Saw. menjadi perbincangan di kalangan kaum Quraisy, hingga akhirnya pengikut Muhammad Saw. terus bertambah. Hal itu terus terjadi hingg Allah memenangkan urusan ini, dan pada saat itulah berbondong-bondong manusia masuk ke dalam Islam. Insya Allah, hal serupa akan terjadi. Allahu Akbar! [syabab.com, 5/7/2010]

[+/-] Selengkapnya...


This share facebook

Download Ebook Islam Politik & Spritual...


Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah SWT. kepada Nabi Muhammad saw. untuk mengatur hubungan manusia dengan Allah, dengan dirinya dan dengan sesamanya.
Definisi ini diambil dari beberapa nas, baik al-Qur’an maupun Hadits. Definisi itu sendiri merupakan deskripsi realitas yang bersifat Jâmi’ (komprehensif) dan Mâni’ (protektif). Artinya, definisi itu harus menyeluruh meliputi seluruh aspek yang dideskripsikan, dan memproteksi sifat-sifat di luar substansi yang dideskripsikan. Inilah gambaran mengenai definisi yang benar.
Batasan Islam sebagai “agama yang diturunkan oleh Allah SWT” telah memproteksi agama yang tidak diturunkan oleh Allah SWT. Ini meliputi agama apa pun yang tidak diturunkan oleh Allah SWT, baik Hindu, Budha, Konghucu, Sintoisme ataupun yang lain. .:Download Buku:.

[+/-] Selengkapnya...


This share facebook

Penghancuran Blokade atas Gaza Tidak Akan Terjadi dengan Celaan dan Kunjungan ke PBB

بسم الله الرحمن الرحيم



Penghancuran Blokade atas Gaza Tidak Akan Terjadi dengan Celaan dan Kunjungan ke PBB

Melainkan dengan Mobilisasi Tentara Mengepung Entitas Yahudi

Laksana Gelang Melingkari Pergelangan Tangan


Orang-orang berkumpul di atas kapal mengarungi lautan untuk menghilangkan blokade atas Gaza. Mereka didorong oleh semangat kemanusiaan… Mereka bertolak menggunakan kapal untuk meringankan blokade dari para orang tua, wanita, dan anak-anak… Mereka dipuji dan ditepuk-soraki oleh para penguasa di negeri-negeri kaum Muslim yang meneriakkan kegembiraan dan kesenangan bahwa begitulah orang-orang gagah berani berada di dalam armada kebebasan untuk menghilangkan blokade dari Gaza… Erdogan adalah penguasa yang paling banyak berteriak bahwa hari penghancuran blokade telah dekat, maka bergembiralah wahai Gaza!

Pada pagi hari tanggal 31 Mei 2010 negara Yahudi mengirimkan kapal-kapal perangnya untuk menghadang kapal itu di tengah lautan. Tentara Israel melakukan serbuan yang menyebabkan korban tewas dan luka. Sisanya dibawa ke pelabuhan Asdod di Palestina yang diduduki… Penguasa kaum Muslim dari Arab dan Non-Arab menyeru Dewan Keamanan, Liga Arab, dan PBB. Mereka mengecam negara Yahudi dan kejahatannya yang keji. Mereka mengecam pelanggaran Yahudi terhadap Undang-undang Internasional dan perairan internasional. Mereka melaknatnya dengan kata-kata kasar dan ungkapan-ungkapan panas yang bisa ditemukan! Sebagian mereka menambahinya dengan ucapan bahwa apa yang terjadi akan menggagalkan aktifitas perdamaian!!

Wahai Para Penguasa, mulai yang terbanyak membuat pernyataan sampai yang paling keras tangisannya!

Wahai manusia, wahai orang-orang yang bisa mendengar suara, wahai setiap orang yang memiliki hati atau memiliki pendengaran dan ia bisa melihat!

Anak-anak kecil dan orang dewasa, wanita dan pria, yang memiliki pendengaran dan penglihatan, bahkan hingga yang tidak memilikinya sekalipun…; semuanya menyadari, mengetahui, dan yakin bahwa penghilangan blokade Gaza dan pelenyapan entitas Yahudi tidak lain hanyalah dengan mobilisasi tentara yang mengepung entitas Yahudi laksana gelang melingkari pergelangan tangan, siang maupun malam. Mereka mendatangi Yahudi dari arah mana saja yang tidak diperkirakan oleh Yahudi. Dan berikutnya blokade akan hilang. Negeri akan kembali kepada penduduknya. Allah akan melegakan hati kaum Mukmin:

}قَاتِلُوهُمْ يُعَذِّبْهُمُ اللَّهُ بِأَيْدِيكُمْ وَيُخْزِهِمْ وَيَنْصُرْكُمْ عَلَيْهِمْ وَيَشْفِ صُدُورَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ{

Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman (QS at-Tawbah [9]: 14)

Itulah jalan satu-satunya untuk melenyapkan entitas Yahudi dan menghilangkan blokade atas Gaza, Tepi Barat, dan daerah-daerah lainnya baik di depan maupun di belakangnya…

Itulah jalan satu-satunya wahai para penguasa Arab yang mengklaim bahwa Anda menisbatkan nasab kepada kaum pemilik bahasa al-Quran. Wahai penguasa Turki yang mengklaim sebagai anak cucu Utsman. Wahai para pemilik rudal yang gembar gembor memiliki kekuatan yang bisa menghapus “Israel” dari peta. Lalu di mana Anda sekarang wahai para penguasa Iran dan penguasa Pakistan?! Kenapa kita tidak mendengar teriakan dan tidak melihat luncuran rudal?! Atau itu adalah penyesatan dan canda kepada publik. Celakalah, bagaimana Anda sampai bisa dipalingkan.

Itulah jalan satu-satunya wahai manusia. Lalu kenapa masih saja dibahas solusi-solusi bengkok dan tumpul, kecuali tentang solusi yang sahih dan lurus?!

Wahai para penguasa di negeri kaum Muslim yang tetap menahan tentaranya di barak-barak mereka! Sungguh kami bersaksi dan orang-orang shalih juga bersaksi bersama kami, bahwa dalam klaim Anda melaknat negara Yahudi, dan klaim Anda mengerahkan segenap daya upaya dalam menghilangkan blokade dari penduduk Gaza, dan tangisan Anda atas orang yang terbunuh dan terluka di armada kebebasan, dan pakaian hitam Anda tanda berkabung satu, dua dan tiga hari…; sungguh kami bersaksi dan orang-orang shalih juga bersaksi bersama kami, bahwa Anda dusta.

Wahai manusia: Hizbut Tahrir meminta bangkitnya semangat Anda dan memanggil tekad Anda, apakah belum tiba saatnya Anda tahu bahwa tidak ada solusi kecuali memobilisasi tentara untuk memerangi Yahudi dan menghimpun orang-orang yang mampu untuk menjadi tentara di dalamnya? Sesungguhnya militer itu, mereka adalah putera-putera Anda, mereka wajib bergerak untuk berperang tanpa takut kepada penguasa atau orang zalim. Bahkan mereka wajib mencampakkannya jika menghalanginya. Allah adalah pihak yang paling berhak untuk ditakuti dan Dia Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.

Belum tibakah saatnya Anda mengetahui bahwa harus ada seorang komandan mukhlis dan jujur, seorang Khalifah yang mendapat petunjuk, yang bersama Anda berjihad melawan musuh-musuh Anda sehingga mengembalikan jejak al-Faruq penakluk al-Quds, jejak Shalahuddin pembebas al-Quds, dan jejak Sultan Abdul Hamid pembela al-Quds.

Belum tibakah saatnya Anda menindak para penguasa zalim yang mengabaikan mobilisasi pasukan untuk berjihad? Belum tibakah saatnya bagi Anda semua itu. Atau Allah akan menimpakan azab merata terhadap Anda bersama orang-orang zalim:

}وَاتَّقُوا فِتْنَةً لاَ تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ{

Dan peliharalah dirimu daripada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya. (QS al-Anfal [8]: 25)

Imam at-Turmudzi mengeluarkan hadits dari jalur Abu Bakar ash-Shiddiq dan imam at-Turmudzi berkata: hadits sahih. Abu Bakar berkata: aku mendengar Rasulullah saw bersabda:

«إِنَّ النَّاسَ إِذَا رَأَوْا الظَّالِمَ فَلَمْ يَأْخُذُوا عَلَى يَدَيْهِ أَوْشَكَ أَنْ يَعُمَّهُمْ اللَّهُ بِعِقَابٍ مِنْهُ»

Sesungguhnya manusia jika mereka melihat orang yang zalim lalu mereka tidak menindaknya hampir-hampir Allah meratakan terhadap mereka azab dari sisinya

Hizbut Tahrir

17 Jumaduts Tsani 1431 H

31 Mei 2010 M
sumber : www.hizbut-tahrir.or.id

[+/-] Selengkapnya...


This share facebook

ISRAEL BRUTAL: AS MENDUKUNG, PENGUASA MUSLIM HANYA MENGECAM

[Al-Islam 509] BRUTAL! Untuk ke sekian kalinya, dunia disuguhi tontonan kebiadaban Yahudi-Israel. Israel secara brutal menembaki rombongan relawan dari berbagai negara yang diangkut sembilan kapal. Kapal tersebut membawa setidaknya 10,000 ton bantuan dan 750 aktivis. Turut serta dalam armada ini 44 pejabat pemerintah, anggota parlemen dan aktivis politik Eropa dan Arab, termasuk sepuluh anggota parlemen Aljazair. Armada ini membawa bantuan untuk penduduk Gaza yang lama menderita, apalagi sejak Israel membombardir wilayah tersebut awal 2009 dan terus memblokadenya hingga hari ini.

Para relawan itu dihadang, sebagiannya (tidak kurang dari 19 orang) bahkan dibunuh di atas kapal yang membawanya. Tentara dan penguasa Israel benar-benar telah mengunci rapat mata, telinga, akal dan hatinya; tidak peduli bahwa relawan yang berlayar menuju Gaza itu dalam rangka misi kemanusiaan. Pasalnya, Israel tidak menghendaki terbukanya blokade atas Gaza. Selain 19 korban tewas, "Sejauh ini, 83 telah ditahan, 25 di antaranya telah sepakat untuk dideportasi. Sisanya akan dipenjara." Demikian kata Jurubicara Kepolisian Israel Sabine Hadad seperti dilansir AFP, Selasa (1/6/2010). Hadad mengatakan, Kepolisian Israel masih akan melakukan penangkapan terhadap ratusan relawan lainnya.

Hampir dua tahun penduduk Gaza menderita akibat blokade Israel. Perbuatan semena-mena tersebut mengakibatkan terputusnya pasokan pangan dan obat-obatan dari luar. Gaza memang sangat bergantung pada impor makanan dan obat-obatan dari luar negeri. Israel juga memperketat penjagaan perbatasan. Israel bahkan menghancurkan Terowongan Gaza yang mensuplai kebutuhan pangan penduduk Gaza. Akhirnya, banyak yang menderita sakit dan kelaparan. Persediaan obat-obatan juga tidak ada. Israel benar-benar menghendaki kematian perlahan bagi penduduk Gaza.

Dukungan Total AS

Berbagai kecaman–hanya sekadar kecaman–mengalir. Namun, seperti biasa, kecaman itu segera lenyap ditelan waktu. Israel pun tetap dengan pongahnya mempertontonkan kebrutalannya. PBB yang katanya berfungsi sebagai penjaga perdamaian dunia hanya membisu menyaksikan kebiadaban Israel atas bangsa Palestina yang sudah berlangsung puluhan, bahkan ratusan kali. Amerika Serikat (AS), yang merupakan anggota tetap Dewan Keamanan (DK) PBB, tak pernah absen mendukung setiap kebrutalan Israel, baik secara langsung maupun lewat upaya memveto (menggagalkan) setiap resolusi PBB yang merugikan Israel.

AS memang mengecam serangan Israel kali ini, sebagaimana dinyatakan Jurubicara Gedung Putih William Burton (Reuters, 31/5). Namun, dunia pun tahu, itu hanyalah sikap sandiwara AS. Faktanya, AS mendukung penuh setiap tindakan Israel. Bahkan senjata-senjata yang saat ini dipakai untuk membunuhi para relawan adalah senjata-senjata yang dibeli dengan dolar bantuan dari AS. Tahun ini AS bahkan berencana menaikkan bantuan anggaran militer untuk Israel hingga 6 miliar dolar AS pertahun. Ini seperti yang diungkap Wapres AS Joe Biden ketika berceramah di Universitas Tel Aviv. Wapres AS Joe Biden pun telah menjanjikan dukungan penuh Washington terhadap Zionis-Israel. Saat mengadakan pembicaraan terpisah dengan Netanyahu dan Presiden Shimon Peres, Biden menegaskan dukungan total dan absolut Washington (AS) terhadap keamanan Israel (Hidayatullah.com, 22/3/2010).

Menlu AS Hillary Clinton (yang tentu mewakili pemerintahan Obama), dalam kutipan pidatonya di depan konvensi tahunan Komisi Urusan Hubungan AS-Israel–yang dikenal dengan sebutan AIPAC, sebuah lobi kuat yang pro-Israel–di Washington, Senin (22/3) juga meyakinkan Israel, bahwa komitmen AS terhadap keamanan Israel masih “tetap kuat.” (Voanews.com, 22/3/2010).

Kongres AS bahkan menyetujui usulan Presiden Barack Obama untuk mendanai pembangunan Kubah Besi–sistem pertahanan antiroket–milik Israel. Pemungutan suara di Kongres yang digelar pada Kamis (20/5), sebanyak 410 suara mendukung usulan itu dan empat suara menolak. Dengan hasil voting mayoritas ini, dana 205 juta dolar AS sepakat untuk dikucurkan ke Israel. Ini sekaligus membuktikan bahwa pemerintahan AS di bawah Obama tidak ada bedanya dengan pemerintahan AS di bawah George W. Bush dan presiden-presiden AS sebelumnya, yang mendukung penuh Israel. Istilah ”soft power” cuma menjadi ‘gincu’ diplomasi Obama untuk mengelabui Dunia Islam agar tetap berada dalam cengkeraman kepentingan global AS dan lumpuh di hadapan Israel yang biadab.

Penguasa Muslim Hanya Mengecam

Para penguasa dan pemimpin Muslim mengecam tindakan biadab Israel, dalam hal ini terhadap armada kapal yang membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza ini. “Kami mengutuk kejahatan ini…Setiap orang harus mengutuk tindakan Israel ini," kata Sekretaris Jenderal Liga Arab, Amr Moussa, kepada AFP (31/5). Mousa lebih lanjut mengatakan, bahwa 22 anggota Liga Arab saat ini sedang ‘memikirkan’ langkah selanjutnya terhadap Israel.

Pimpinan Otoritas Palestina Mahmud Abbas pun mengecam serangan Israel itu dengan menyebutnya sebagai pembantaian. Perdana Menteri Libanon, Saad Hariri, juga mengutuk serangan mematikan Israel tersebut yang ia sebut sebagai tindakan yang berbahaya dan gila (31/5). Pemerintah Indonesia pun, melalui Menlu Marty Natalegawa, turut mengecam tindakan Israel ini (Antara, 31/5).

Namun, lagi-lagi para penguasara Arab-Muslim itu hanya mengecam, tidak pernah melakukan langkah nyata, misalnya dengan mengirimkan pasukan dari masing-masing negara mereka untuk melawan kebiadaban Israel. Padahal sudah nyata dan jelas, bangsa ‘kera’ (Yahudi-Israel) ini tidak pernah mengenal bahasa kecaman dan kutukan. Yang paling menyakitkan, penguasa Mesir, Husni Mubarak, tetap enggan membuka satu-satunya pintu masuk ke Gaza, yakni pintu Rafah yang berada dalam kekuasaan Mesir. Rezim Mesir itu tetap tuli dan diam seribu bahasa, sembari dengan tenang dan santainya menyaksikan warga Gaza mati secara perlahan karena blokade dan kekejian Israel.

Perlu dicatat, kepengecutan sikap pemerintah Mesir tidak cukup sampai di sini. Rezim Mesir bahkan meledakkan beberapa terowongan–yang jumlahnya berkisar mulai dari puluhan hingga ratusan–yang menjadi satu-satunya “penghubung” warga Gaza dengan dunia luar. Tindakan keji mereka ini telah memakan korban puluhan pekerja yang sedang mempertaruhkan nyawa mereka untuk mengais sesuap nasi (28/4). Hanya demi alasan kemanan nasional, rezim Mesir enggan memberi akses keluar bagi warga Gaza yang diblokade. Anehnya, pada saat yang sama, rezim Mesir memberikan jalan bagai pesawat-pesawat Israel untuk berkeliaran di perbatasannya, yang nyata-nyata sebelumnya telah menyerang tentara Mesir. Bahkan Mesir selalu memohon izin kepada Israel untuk menambah prajuritnya, sekalipun hanya seorang, untuk ditempatkan di perbatasan. Tampak sekali rezim Mesir bertindak sebagai antek Yahudi-Israel dan AS.

Wahai kaum Muslim:

Belum cukup buktikah bahwa Yahudi-Israel adalah penjahat perang? Belum cukup jelaskah bahwa Amerika Serikat (AS) selalu mendukung setiap kekejian dan kebiadaban Yahudi-Israel atas kaum Muslim di Palestina? Belum cukup terangkah bahwa para penguasa Muslim selama ini membiarkan begitu saja–bahkan memfasilitasi–setiap tindakan biadab dan brutal Israel atas bangsa Palestina?

Wahai kaum Muslim:

Sesungguhnya metode membela Palestina saat ini adalah dengan cara memaksa para penguasa Muslim agar memobilisasi pasukan mereka untuk berjihad. Sebab, Allah SWT telah berfirman:

]قَاتِلُوهُمْ يُعَذِّبْهُمُ اللهُ بِأَيْدِيكُمْ وَيُخْزِهِمْ [

Perangilah mereka (orang-orang kafir), niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tangan-tangan kalian dan menghinakan mereka (QS at-Taubah [9]: 14).

Allah SWT telah mengecam siapapun yang mengabaikan panggilan jihad ini:

]إِلا تَنْفِرُوا يُعَذِّبْكُمْ عَذَابًا أَلِيمًا[

Jika kalian tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kalian dengan siksaan yang pedih (QS at-Taubah [9]: 39).

Wahai kaum Muslim:

Kekejian dan kebrutalan Yahudi Israel sesungguhnya akan terus berulang. Karena itu, umat ini jelas membutuhkan sebuah institusi negara yang kuat, yang bisa menggabungkan seluruh potensi umat Islam; yakni potensi wilayah yang luas, sumber daya manusia dan tentara yang banyak, sumber daya alam yang melimpah serta–yang lebih penting–sumber ideologi yang sahih dan kokoh. Institusi negara yang kuat dan bisa menyatukan semua potensi itu tidak lain adalah Khilafah Islamiyah ‘ala Minhaj an-Nubuwwah.

Khilafahlah yang pasti akan mampu membebaskan Palestina dan menghancurkan institusi Yahudi sekaligus pelindung dan ‘induk semang’-nya, yakni Amerika Serikat. Tanpa adanya institusi negara yang kuat (super power) yang mewujud dalam Negara Khilafah, maka masalah Palestina dan seluruh persoalan yang menimpa umat Islam di seluruh dunia tak akan pernah terselesaikan.

Sebagaimana Khilafah pada masa lalu bisa menjadi pelayan, pengayom dan pelindung umat Islam dari rongrongan dan serangan bangsa-bangsa kafir selama berabad-abad, maka Khilafah pula saat ini dan ke depan yang bisa melakukan hal yang sama. Hanya Khilafahlah yang bisa menghadapi Israel, AS dan sekutu-sekutunyanya, sekaligus membersihkan antek-antek mereka dari seluruh negeri kaum Muslim. Khilafahlah yang akan memimpin dan mengkomandoi 1,5 miliar kaum Muslim di seluruh dunia untuk berjihad. Khilafahlah yang akan melindungi dan mempertahankan seluruh wilayah dan tanah kaum Muslim. Rasulullah saw. telah bersabda:

إِنَّمَا اْلإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَراَئِهِ وَيُتَّقَى بِهِ

Sesungguhnya Imam (Khalifah) adalah laksana perisai; orang-orang berperang di belakangnya dan berlindung kepadanya (HR Muslim).

Sungguh, sekiranya umat ini sadar dan fokus mengembalikan keberadaan Khilafah yang bakal menjadi solusi final atas tragedi Palestina maupun tragedi-tragedi di Dunia Islam lainya, tentu masalahnya tidak akan berlarut-larut seperti saat ini. Karena itu, jangan sekali-kali ragu untuk mendukung para pejuang Khilafah, sekaligus berjuang bersama mereka untuk mewujudkannya.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا ِللهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ

Wahai orang-orang yang beriman, sambutlah seruan Allah dan seruan Rasul jika Rasul menyeru kalian untuk menuju sesuatu yang menghidupkan kalian (QS al-Anfal [8]: 24). []

Komentar al-islam:

Jusuf Kalla: Indonesia Harus Protes Israel (Vivanews.com, 1/6/2010).

Kirim pasukan untuk berjihad! Bukan hanya memprotes.
sumber :http://hizbut-tahrir.or.id

[+/-] Selengkapnya...


This share facebook

Solusi Palestina Berharap Kepada PBB & OKI, Indonesia Tidak Pernah Belajar Dari Fakta (Mengkritisi Statemen SBY)

Oleh:Lajnah Siyasiyah DPP-HTI

Penyerangan brutal militer Israel terhadap kapal kemanusiaan Mavi Marmara yang menewaskan lebih dari puluhan orang mendapat reaksi dari seluruh dunia. Seluruh dunia mengutuk dan mengecam penyerbuan itu. Nikaragua bersikap dengan memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel. Turki menarik dubesnya dari Tel Aviv. Sebagian besar pejabat dari seluruh negara mengecam serangan itu.

Tak terkecuali pemerintah Indonesia. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan kepada para wartawan di Istana Negara selasa 2/6/10: “Saudara-saudara, langkah diplomasi kita ke depan adalah kita mendesak PBB to take action yang pasti, firmed, tegas, terhadap insiden ini. Indonesia juga akan menggalang dukungan internasional untuk menghentikan permukiman baru di Gaza yang justru menimbulkan permasalahan baru,” ujar Presiden kepada para wartawan.

Selain itu, kata Presiden, Indonesia juga mendorong negara-negara lain untuk meminta Israel menghentikan segala aktivitas militernya dan kembali ke perundingan yang pada intinya bertujuan memberikan kemerdekaan kepada Palestina. “Indonesia siap untuk terlibat aktif dalam perundingan bagi kemerdekaan Palestina,” katanya.

Selain itu, lanjutnya, jika perundingan berjalan konklusif, Indonesia siap terlibat dalam peace-keeping mission di Palestina. Sebagai salah satu pemimpin dunia, Presiden menyerukan kepada pemimpin dunia lainnya, termasuk Sekjen PBB, agar serius dalam menangani persoalan di Palestina. “Sebab, Indonesia punya pendapat bahwa perdamaian dunia dipengaruhi situasi politik di Timur Tengah, utamanya di Palestina,” katanya (Kompas.com, 2/6/10).

Dino Patti Djalal Juru Bicara Kepresidenan Bidang Hubungan Luar Negeri dalam konferensi pers (1/6/10), menuturkan bahwa Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah melakukan sidang darurat untuk membahas masalah penyerangan Israel terhadap konvoi kapal kemanusiaan yang membawa 10.000 barang bantuan untuk rakyat Palestina di Jalur Gaza. Dewan Keamanan PBB pun telah mengeluarkan pernyataan mengutuk aksi Israel yang menelan korban setidaknya 10 korban jiwa dan banyak lagi yang cedera. “Dewan Keamanan PBB menyerukan adanya penyelidikan, investigasi langsung,” ujarnya.

Menurut Dino, Presiden Yudhoyono merasa cukup puas dengan adanya seruan Dewan Keamanan PBB tersebut dan menyerukan agar para sukarelawan dan kapal-kapal kemanusiaan yang ditahan Israel segera dibebaskan. Dino menjelaskan, Dewan Hak Asasi Manusia PBB juga telah setuju mengadakan debat mendesak atau urgent debate guna membahas serangan Israel terhadap konvoi kapal kemanusiaan di perairan internasional.

“Urgent debate ini selain didorong oleh Indonesia yang diwakili oleh Dubes PBB di Jenewa juga didukung oleh Mesir dan negara-negara anggota OKI,” ujarnya. Debat darurat yang diselenggarakan pada hari Selasa pukul 15.00 waktu Jenewa atau Selasa malam WIB itu akan mendorong diadakannya resolusi dari Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB mengenai serangan Israel.

Terkait serangan Israel terhadap kapal kemanusiaan itu, Indonesia sebagai Wakil Ketua Dewan HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mendorong Dewan HAM mengeluarkan resolusi yang tepat. Pemerintah Indonesia juga telah mengeluarkan pernyataan yang keras terkait penyerangan militer itu.

Tidak Boleh Bergeser dari Masalah Utama

Semua pihak ramai-ramai menyerukan pembebasan semua aktifis kemanusiaan yang ditahan oleh Israel. Pemerintah Indonesia yang dua orang dari 12 orang yang ikut dalam aksi kemanusiaan itu tertembak dan sisanya ditahan juga memfokuskan perhatian untuk memulangkan mereka. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tengah mempertimbangkan untuk membentuk satuan tugas guna memperkuat Kedubes RI di Amman, Jordania, dalam usaha penyelamatan 12 warga negara Indonesia yang ditahan Pemerintah Israel.

Upaya menyelematkan pada aktifis kemanusiaan itu adalah sesuatu yang sangat penting. Semua pihak harus berupaya sekuat tenaga untuk itu. Namun upaya itu atau masalah tahanan tidak boleh berubah justru menjadi masalah utama dalam konteks ini. Masalah itu sampainya bantuan kemanusiaan ke penduduk Gaza tidak boleh terabaikan dan justru dimanfaatkan oleh Israel. Begitu pula masalah itu tidak boleh menutupi masalah serbuan brutal itu sendiri dan tindakan tegas yang harus dijatuhkan terhadap Israel.

Masalah yang harus menjadi fokus adalah tindakan apa yang harus dilakukan terhadap entitas Zionis Israel. Upaya yag dilakukan saat ini oleh berbagai pemerinta termasuk pemerintah negeri ini adalah meminta DK PBB untuk mengambil tindakan meminjam ucapan Presiden adalah tindakan yang pasti, firmed, tegas, terhadap insiden ini. Juga menuntut dilakukannya investigasi menyeluruh, langsung dan kredibel. Dan DK PBB seperti diungkapkan Dino Patti Djalal dalam konferensi pers diatas juga menyerukan dilakukannya investigasi langsung. Selanjutnya banya pihak menuntut agar DK PBB memproses dan mengeluarkan resolusi dan menjatuhkan sanksi terhadap entitas Zionis Israel. Efektifkah semua itu?

Belajar dari Pengalaman

Sejarah memberikan pelajaran berharga kepada kita. Keluarnya resolusi PBB ditentukan oleh sikap negara pemilik hak Veto terutama AS. Selama ini banyak resolusi terhadap Israel yang kandas karena diveto AS termasuk resolusi terhadap Israel atas invasi ke Gaza yang menewaskan lebih dari 1300 orang termasuk banyak diantaranya wanita, anak-anak dan orang tua. Sementara dalam kontek kejahatan yang sekarang, AS yang merupakan konco akrab Israel itu hanya mengeluarkan pernyataan basa-basi mengutuknya dan mengecam Israel dengan nada halus. Tercatat sejak tahun 1972 sampai tahun 2009, sudah lebih dari 68 resolusi PBB yang berhubungan dengan eksistensi israel di palestina diveto amerika. Ini belum termasuk resolusi setelah tahun tersebut plus resolusi terakhir saat israel melancarkan agresinya di gaza. Jadi kembali menyerahkan dan mengharap PBB mengeluarkan resolusi atas kejahatan Israel termasuk di dalamnya tindakan tegas, maka itu adalah sia-sia dan seakan main-main saja, selama AS masih terus mengangkangi keputusan PBB dengan hak vetonya.

Bahkan jika pun resolusi itu berhasil dikeluarkan oleh PBB, apakah akan efektif menindak Israel atas kejahatannya itu? Lagi-lagi sejarah menunjukkan bahwa resolusi PBB itu seakan hanya efektif diberlakukan terhadap negeri-negeri islam namun melempem dan tumbul terhadap Israel. Sejak berdirinya Israel sudah melanggar lebih dari 85 resolusi PBB, namun tidak ada satuun tindakan tegas dijatuhkan terhadap Israel. Maka lagi-lagi sejarah dengan gamblang mengatakan resolusi PBB tidak akan berart apa-apa. Karena itu menggantungkan tindakan tegas dan hukuman terhadap Israel kepada PBB dengan resolusinya adalah sia-sia. Kenyataan itu sudah diketahui oleh semua orang. Para penguasa dan politisi pasti sangat mengetahui kenyataan itu. Lalu kenapa sesuatu yang sudah jelas tidak efktif itu masih saja diupayakan dan dijadikan sandaran harapan?

Hal yang sama ketika mengharapkan dilakukannya investigasi independen dan kredibel terhadap serbuan Israel atas kapal kemanusiaan itu. Pertanyaannya, akankah itu bisa melahirkan tindakan tegas terhadap Israel? Perlu diingat tahun 2009 lalu terjadi invasi Gaza oleh Israel, invasi yang lebih brutal menewaskan lebih dari 1400 orang dan banyak diantaranya wanita, anak-anak dan orang tua, dan melukai lebih dari 5000 orang. Setelah itu dilakukan investigasi oleh sebuah komite yang diketuai oleh Goldstones dan menghasilkan laporan dan rekomendasi yang dikenal Goldstone Report. Goldstone Report benar-benar membuktikan Israel melakukan pembunuhan dan pemerkosaan terhadap korban-korban yang tak bersalah. Namun toh laporan itu ditolak oleh pemerintah Amerika dan dicegah untuk diajukan ke Dewan Keamanan PBB dan Pengadilan Internasional. Akhirnya investigasi dan laporan itupun menjadi lembaran kertas tidak berguna. Maka sejarah kembali mengatakan dengan keras dan tegas bahwa investigasi meski dilakukan atas perintah DK PBB sekalipun tidak akan melahirkan tindakan tegas terhadap Israel. Hasilnya pun sering kali kandas dan jika pun keluar maka tidak akan digubris oleh Israel. Pasalnya puluhan resolusi PBB yang sifatnya lebih mengikat dan lebih kuat saja dilanggar dan tak digubris oleh Israel apalagi semua rekomendasi dan keputusan yang lebih rendah dan lebih lemah. Lagi-lagi jalan ini hanyalah sia-sia.

Sama sia-sianya menyeru negara-negara OKI untuk berkumpul dan mengambil tindakan terhadap Israel. Pada juli 2006 resolusi 57 negara anggota OKI kepada PBB tentang kecaman terhadap yahudi israel yang disetujui oleh DK PBB, diveto oleh AS. Artinya 57 negara menghadapi satu negara AS pun tidak mampu. Negara-negara OKI bukanya tidak memiliki kekuatan riil atau kekuatan militer yang cukup untuk menindak Israel. Namun yang ada adalah tidak adanya kemauan untuk menggunakan kekuatan itu dalam menindak Israel. Paling banter yang bisa dihasilkan oleh OKI hanyalah kecaman dan kutukan, tidak lebih. Tentu saja semuanya akan tak digubris oleh Israel. Begitu pula segala upaya diplomasi melalui lembaga-lembaga lainnya.

Sejarah puluhan tahun telah membuktikan, segala upaya diplomasi selalu gagal dalam menindak dan menghukum Israel. Serangan Israel terhadap kapal kemanusiaan dan aktifis di atasnya membuktikan bahwa Israel sama sekali tidak mengindahkan nilai-nilai kemanusiaan. Juga menunjukkan bahwa satu-satunya bahasa yang dipahami oleh Israel adalah bahasa perang. Karenanya hanya bahasa perang sajalah yang akan bisa diperhatikan oleh Israel.

Maka jalan satu-satunya untuk menindak tegas Israel adalah dengan memobilisasi tentara dan senjata untuk mengepung Israel dan menghancurkannya serta menghukum para pemimpin dan siapa saja yang telah melakukan kejahatan kemanusiaan terhadap kaum muslim khususnya penduduk Palestina. Negeri-negeri Islam sejatinya memiliki kekuatan militer dan persenjataan yang lebih dari mencukupi untuk melakukan itu. Yang belum ada di negeri kaum muslim adalah seorang penguasa mukhlis yang mau memobilisasi militer dan persenjataannya untuk melakukan itu. Karena itu kaum muslim harus berjuang keras mewujudkan pemimpin mukhlis itu yaitu dengan membaiat seorang khalifah yang rasyid dan mukhlis. Khalifah akan menggerakkan tentara dan memobilisasi persenjataan dalam rangka jihad membela islam dan kaum muslim, membela penduduk Palestina dan siapapun dari kekejaman dan kebrutalan Israel dan mencabutnya entitas zionis itu sejak dari akarnya.(LS)
sumber : www.hizbut-tahrir.or.id

[+/-] Selengkapnya...


This share facebook

Kembali Para Penguasa Muslim Diam Terhadap Serang Israel...


Dunia kembali dikejutkan dengan aksi GILA israel laknatullah yang melakukan penyerang terhadap armada kapal bantuan kemanusiaan bagi penduduk Palestina di Gaza. Menurut situs yang dirilis oleh Al Jazeera mengutip siaran radio militer israel, setidaknya 16 orang tewas dan lebih dari 30 orang cedera akibat serangan itu. Laporan yang disiarkan Senin pagi (31/5) menayangkan cuplikan gambar dari armada kapal Marmara Mavi. Gambar itu menunjukkan tentara Israel bersenjata menggunakan kapal dan helikopter yang terbang di atas kapal tersebut.

Sebelumnya penduduk dunia ini sudah sering dikejutkan dengan aksi gila Israelyang menyerang para penduduk palestina terutama di sejumlah kawasan di jalur Gaza. Serangan yang lebih tepat dinamakan Pembantaian masal ini telah menewaskan ribuan rakyat palestina sejak pertama kalinya Israel menancapkan kakinya dibumi palestina.. Apa yang dilakukan Israel ini telah benar-benar merobek dan mencabik-cabik kehormatan kaum muslimin Palestina. Serangan brutal dan kejam mereka telah menambah derita ribuan muslim Palestina. Seluruh sarana dan prasarana, rumah-rumah, dan fasilitas lainnya luluh lantak akibat serangan tersebut.
Aksi Gila yang dilakukan Israel Senin pagi (31/5) kemarin merupakan bukti nyata kekejaman Israel. Dia akan berupaya untuk mengahncurkan siapa saja yang berupaya untuk membantu penduduk palestina sekalipun ia merupakan relawan dan warga sipil.
Lihatlah apa yang dilakukan oleh para teroris Israel. Mereka membenarkan aksi mereka dengan dalih ingin menghabisi milisi Palestina yang dianggap sebagai ancaman. Namun kenyataannya mereka menutup mata atas ratusan muslim yang tertumpah darahnya menggenangi Palestina akibat arogansi dan kebrutalan mereka. Yang lebih menyakitkan adalah diamnya para penguasa muslim. Mereka menutup mata dan berdiam diri dalam istana-istana mereka. Bahkan menghalang-halangi warga mereka yang ingin membantu saudara-saudara mereka di Palestina. Mereka telah menyerahkan kemuliaan umat kepada orang-orang Yahudi, demi menjaga singgasana kekuasaan boneka serta mahkota kehinaan. Amat buruklah apa yang mereka lakukan. Dan inilah bukti pengkhianatan mereka terhadap kaum muslimin.
Ingatlah saudaraku! bahwa persoalan Palestina bukanlah semata-mata persoalan rakyat Palestina saja. Atau hanya sebatas persoalan Bangsa Arab saja. Tapi ini adalah persoalan kaum muslimin di seluruh dunia, negeri Palestina adalah milik seluruh kaum muslimin. Negeri dimana masjid Al-Quds berada yang menjadi kiblat pertama kaum muslimin. Palestina adalah negeri Islam dan tempat-tempat suci Islam yang telah dirampas oleh Yahudi kufur dengan bantuan dari negara-negara adidaya (Inggris dan AS) serta melalui kaki tangan mereka yaitu para penguasa muslim. Palestina adalah negeri Islam dan merupakan bagian selatan dari negeri Syam yang telah ditaklukkan dengan darah kaum muslimin. Karena itu, tidak ada sejengkal pun tanahnya yang luput dari telapak kaki kuda seorang mujahid, atau lolos dari setetes darah seorang syahid. Maka pengabaian terhadap bumi palestina adalah pengkianatan kepada Allah, Rasul-Nya dan seluruh kaum mukmin. Maka menjadi kewajiban kita untuk mempertahankan tanah suci Palestina.

Ingatlah saudaraku! Umat ini butuh pemimpin yang akan memimpin mereka berjihad untuk mengusir Yahudi hina dari tanah Palestina. Umat butuh pemimpin yang menjadi perisai dan pelayan yang mengurusi urusan mereka. Rasulullah bersabda:

“Sesungguhnya Imam adalah perisai, dengan perisai itu Umat berperang dan melindungi dirinya.” [HR. Muslim].

Siapa lagi jika bukan seorang khalifah yang akan memimpin pasukan untuk membebaskan Palestina. Sungguh umat ini akan kuat ketika negeri-negeri mereka dipersatukan. Darah dan jiwa mereka menyatu dalam ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya serta menyatu dalam naungan Daulah Khilafah Rasyidah. Sejarah telah mencatat dengan tinta darah para syuhada, bahwa kaum muslimin di bawah kepemimpinan Shalahuddin Al-Ayyubi berhasil merampas Palestina dari tangan Pasukan Salib. Serta menjadikan Palestina menjadi negeri yang diberkahi dalam dekapan Khilafah Rasyidah.

Allah Swt berfirman:
“Tidaklah sama antara mu’min yang duduk (yang tidak turut berperang) yang tidak mempunyai uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar,” (QS An Nisa : 95).
Lantas, siapa lagi selain Negara Khilafah yang akan memulai peperangan ini? Kita telah menyaksikan (negara-negara) selain Negara Khilafah, yang memiliki persenjataan memadai serta pasukan yang sangat besar, namun tidak pernah berperang menghadapi para perusak agama dan dunia. Mereka telah menjual akhiratnya dengan kepentingan dunia yang sangat kecil nilainya di hadapan Allah Swt.

Ingatlah Saudaraku! Sungguh, hanya Negara Khilafah sajalah yang sanggup menyingkirkan Amerika dan Inggris dari arena internasional; menghancurkan hegemoni AS dan sekutunya; melenyapkan kejahatan mereka dan menghancurkan institusi Yahudi perampas Palestina. Hingga kemuliaan kaum muslimin kembali dan menjadikan mereka generasi terbaik yang menyebarkan Rahmat ke seluruh dunia. [elsiraj, dari berbagai sumber]

[+/-] Selengkapnya...


This share facebook

Bukankah Eksistensi Israel Merupakan Aksi Jahat...?!

بسم الله الرحمن الرحيم


Wakil presiden Iran, Mohammad Reza Rahimi, di dalam penutupan pertemuan komite tinggi Suria Iran di Damaskus, menilai bahwa ancaman Israel terhadap Suria tidak ada nilainya. Ia menambahkan bahwa negerinya akan berada di samping Suria dalam membalas ancaman apapun yang mengancamnya dengan segenap kekuatan yang dimiliki. Ia berjanji akan mematahkan kaki zinonis Israel jika Israel berpikir melakukan aksi jahat terhadap Lebanon, Suria dan Iran.

Belum reda eskalasi ancaman Israel terhadap Lebanon dan Suria hingga Iran sekalipun, menjelang atau jauh sebelum deklarasi Yahudi bahwa Suria telah membekali Hizbullah dengan rudal Scud. Ancaman-ancaman itu ada sejak dulu dan terus menerus memperingatkan terjadinya serangan pre-emptive yang digunakan Israel untuk lari menjauh dari suatu komitmen politik terhadap upaya Amerika yang menyerukan dilanjutkannya kembali perundingan. Juga menjauh dari upaya AS mengatur kawasan agar jauh dari petualangan entitas Yahudi yang membahayakan kepentingan Amerika di kawasan, menurut penilaian sejumlah pejabat Amerika yang meningkat sejak beberapa bulan lalu.

Lalu apakah penguasa Iran dan Suria baru bangun dari tidur mereka, sehingga berjanji akan mematahkan kaki Israel jika Israel melakukan aksi-aksi jahat?! Ataukah tuan-tuan mereka di Washington telah mengizinkan mereka untuk membuat pernyataan yang pahit?! Dan kemudian apa standar perbuatan jahat menurut penguasa Iran dan Suria itu? Kapan entitas Yahudi pernah berhenti dari aksi-aksi jahat itu?! Bukankah ancaman Israel itu sendiri adalah aksi jahat dan mencederai kedaulatan negara-negara itu?! Bukankah langkah-langkah Israel yang melecehkan al-Quds dan al-Aqsa merupakan aksi jahat?! Bukankah perusakan al-Aqsa dari bawahnya dengan jalan menggali terowongan, pengotoran dan penggabungan tempat-tempat suci kaum Muslim dalam daftar peninggalan Yahudi merupakan aksi jahat?! Bukankah pengusiran penduduk Palestina dari negeri mereka dan penghancuran rumah-rumah mereka merupakan aksi jahat?!

Ataukah bahwa Palestina dan tempat-tempat suci umat tidak mendapat tempat dalam pikiran para penguasa itu?! Bahkan, bukankah pendudukan Golan merupakan aksi jahat?! Kemudian, bukankah eksistensi entitas Yahudi yang berdiri di atas tanah Islami yang didudukinya merupakan aksi jahat?! Bukankah semua itu dan banyak aksi lainnya yang sudah dilakukan dan terus dilakukan merupakan aksi jahat yang mewajibkan penghancuran Israel dan mencabutnya dari akar-akarnya, bukan hanya mematahkan kakinya saja?!

Para penguasa negara-negara dhirar selama perampasan mereka atas pemerintahan di negeri-negeri kaum Muslim tidak mengeluarkan satu pun aksi mulia membela kehormatan umat dan hak-hak umat yang dirampas dan diabaikan. Pernyataan-pernyataan penguasa Iran dan Suria tidak lain hanyalah ocehan untuk konsumsi pers. Andai para penguasa itu benar dalam beberapa ucapan mereka niscaya mereka bergerak segera dan tidak akan diam hingga menghancurkan entitas “kanker” yang disebut Israel. Atau andai mereka benar, niscaya minimal mereka akan berhenti melayani kekuatan barat imperialis yang menjadikan Isreal sebagai alat dan dalih, sebagaimana yang dilakukan penguasa Iran di Afganistan dan Irak. Akan tetapi orang yang memiliki andil banyak dalam melindungi entitas Yahudi selama beberapa dekade ini tidak akan terlintas sedikitpun pikiran semacam itu di dalam benak mereka?!!

Pernyataan para penguasa itu merupakan bagian tak terpisahkan dari peran yang dipercayakan kepada mereka oleh kekuatan barat imperialis. Jika tidak, tentu mereka tidak berada dalam kegagalan, kelemahan, dan kepasrahan kepada Yahudi dan Amerika. Sikap rezim Suria dan kelemahannya untuk melawan serangan Israel yang masuk ke jantung Suria lebih dari sekali dan sikap pemerintah Suria yang tidak menggunakan hak memberikan perlawanan yang sesuai, merupakan bukti atas hal itu. Diamnya rezim-rezim itu terhadap serangan brutal yang dilancarkan Yahudi terhadap Lebanon lebih dari sekali merupakan bukti yang lain. Para penguasa itu tidak bergerak melindungi agama, umat ataupun kehormatan mereka. Bahkan mereka tidak memiliki perasaan terhadap umat ini. Mereka hanyalah batu yang dilemparkan dari tangan pemain barat. Kelanjutan mereka berada di tampuk kekuasaan tidak akan mewariskan apa-apa kepada umat kecuali bencana, musibah, pembusukan dan kekalahan hancur pada kondisi ketika terjadi perang baru. Jangan sampai ucapan dan pernyataan mereka bisa mempedaya Anda.

Umat ini harus memiliki kerinduan dan harapan atas kembalinya Khilafah Rasyidah yang akan mengembalikan kehebatan umat, melindungi kehormatannya, menjaga dan membebaskan setiap jengkal tanah negeri mereka yang diduduki. Umat hendaknya berupaya dengan penuh kesungguhan untuk merealisasi khilafah itu. Hendaknya umat menabung daya upaya untuk merealisasi tujuan itu. Sehingga era kegelapan ini akan berhenti dan umat kembali menjadi sebaik-baik umat yang dikeluarkan untuk umat manusia. Allah senantiasa bersama umat dan tidak akan pernah menyia-nyiakan amal mereka.

وَقُلِ اعْمَلُواْ فَسَيَرَى اللّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”. (QS at-Tawbah [9]: 105)

02 Mei 2010

Ir. Ahmad al-Khathib

Anggota Kantor Media Hizbut Tahrir di Palestina
sumber : http://hizbut-tahrir.or.id/

[+/-] Selengkapnya...


This share facebook